Telkomsel menambah investasinya di PT Karya Anak Bangsa atau Gojek sebesar USD 300 juta atau setara Rp 4,3 triliun. Investasi tersebut sekaligus menandai keseriusan Telkomsel bertransformasi menjadi perusahaan digital.
Dengan tambahan investasi tersebut, Telkomsel dan Gojek menyatakan siap membuka lebih banyak peluang sinergi serta integrasi layanan digital untuk memberikan nilai tambah lebih besar pada pelanggan, masyarakat, dan seluruh mitra yang berada di ekosistem bisnis kedua perusahaan.
"Investasi lanjutan dari Telkomsel menjadi penegas akan kesamaan visi dari kedua perusahaan yang sama-sama lahir dan berkembang untuk menjawab masalah nyata di tengah masyarakat melalui inovasi digital dan teknologi, dengan semangat untuk melayani dan memajukan negeri," kata Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro dalam keterangan resmi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Investasi Telkomsel di Gojek disebut-sebut bakal melahirkan sejumlah inisiatif yang berorientasi pada perluasan pelayanan bagi pelanggan kedua perusahaan.
Usai investasi pertama Telkomsel ke Gojek pada akhir tahun lalu, ada sejumlah integrasi layanan yang telah dilakukan. Pertama, yakni integrasi layanan Telkomsel MyAds dengan GoBiz yang memberikan peluang bagi mitra UMKM Gojek untuk menjangkau lebih banyak pelanggan dalam ekosistem Telkomsel.
Integrasi layanan kedua, Mitra UMKM Gojek diberikan kemudahan menjadi reseller Telkomsel via aplikasi DigiPOS Aja!. Berikutnya, Telkomsel memberikan paket data khusus untuk mitra driver Gojek bernama Paket Swadaya. Selanjutnya, ada lebih dari 20 ribu mitra outlet/reseller Telkomsel yang masuk ke layanan GoShop di aplikasi Gojek.
Selain itu, Telkomsel dan Gojek juga melakukan co-marketing layanan games melalui Telkomsel Dunia Games dan GoPay, guna memberikan nilai tambah bagi pengguna PUBGM melalui kerja sama dengan Tencent.
Investasi ke Gojek diterjemahkan sebagai wujud keseriusan Telkomsel memperkuat posisinya sebagai digital telco company. Setyanto mengatakan tambahan investasi ini merupakan upaya untuk memperkuat trifecta bisnis perusahaan, yakni Digital Connectivity, Digital Platform, dan Digital Service.
"Sebagai digital telco company, kami terus melakukan pengembangan berkelanjutan yang melampaui kemampuan konektivitas, dengan terus mengembangkan industri digital di Indonesia melalui kontribusi keunggulan Telkomsel dan Gojek, baik dalam bidang keahlian maupun inovasi," ungkapnya.
Chief Digital Startup, E-Commerce & Fintech (DEF) Sharing Vision Nur Islami Javad memandang investasi yang dikucurkan Telkomsel ke Gojek sebagai langkah strategis. Sebab, investasi tersebut diyakini bakal memberikan impak yang bagus bagi portofolio bisnis Telkomsel.
"Financial report Telkomsel akan lebih bagus karena punya portofolio di dunia inovasi dalam hal ini mungkin Gojek. Kita tahu ya Telkom dan Telkomsel banyak invest di berbagai startup, perusahaan digital yang technology based. Ketika (kinerja) mereka naik kan kita (investor) kebawa naik," jelas pria yang akrab disapa Jeff itu saat dihubungi detikcom, Selasa (11/5/2021).
Apalagi, lanjut Jeff, Gojek tengah berencana untuk segera melantai di bursa saham. Saat nanti platform on demand dan layanan keuangan itu mulai IPO, ada potensi keuntungan finansial yang bisa didapatkan Telkomsel.
"Contoh kaya Tesla, Elon Musk banyak invest-invest. Bahkan dia banyak main di koin-koin (kripto) yang IPO. Tesla sendiri membukukan keuntungan atau pertambahan finansial yang positif lebih dari penjualan mobilnya hanya karena bermain di IPO-IPO ini," ulas Jeff.
"Maka ketika Telkomsel menyuntikkan sahamnya di Gojek yang akan IPO, kebetulan pas banget timingnya pasti akan ngaruh ke finansialnya. Pas saham Gojek misal saat IPO 100 (rupiah) kemudian 3 hari kemudian jadi 500 (rupiah). Nah kan kalau 4,3 dikali 5 bisa (dapat) 20 T," papar Jeff.
Transformasi Digital Telkomsel
Transformasi digital Telkomsel diterapkan di berbagai lini bisnis, baik itu B2B dan B2C. Di segmen B2B, ada sejumlah layanan digital Telkomsel yang membantu perusahaan untuk mencapai target dan meningkatkan efisiensi kerja.
Telkomsel memiliki layanan MyAds Telkomsel yang memudahkan pemilik bisnis mempromosikan produk atau jasanya. Selain itu, Telkomsel memiliki layanan Big Data yang ditujukan bagi perusahaan yang ingin memperluas pangsa pasar dan segmentasi bisnisnya. Ada pula Telkomsel IoT untuk membantu adaptasi sistem digital dalam kegiatan industri.
Beralih ke segmen B2C, Telkomsel mengeluarkan sejumlah layanan yang berorientasi customer centric. Produk-produk digital yang diluncurkan menyesuaikan dengan kebutuhan pelanggan.
Telkomsel telah memiliki layanan di segmen digital lifestyle, antara lain MAXstream untuk streaming video dan film, platform streaming musik LangitMusik, dan platform gaming Dunia Games). Di segmen keuangan, Telkomsel memiliki layanan pembayaran digital lewat produk LinkAja, dan digital banking MBanking Telkomsel.
Jeff menambahkan investasi Telkomsel ke Gojek dapat dimanfaatkan untuk memperkenalkan produk-produk digital Telkomsel ke pasar yang lebih luas, memanfaatkan channel yang dimiliki Gojek. Customer acquisition Telkomsel juga semakin mudah, karena Gojek memiliki nyaris 30 juta pengguna di Indonesia.
"User acquisition-nya akan lebih cepat menggunakan channel dari user Gojek itu. Gojek kan usernya sudah banyak banget," kata Jeff.
Melalui investasi ke Gojek, Telkomsel optimistis bisa memperluas layanan digital untuk mendukung transformasi digital di Indonesia. Mengenai hal itu, Jeff memandang Telkomsel sudah membuktikan langkah nyata transformasi digital, dengan menghadirkan inovasi layanan berbasis teknologi yang memudahkan pelanggan.
"Kalau saya lihat tren di Telkom sudah sangat digital banyak sekali project-project inovasi yang jalan tanpa harus ketemu fisik. Mungkin mereka perlu menunjukkan kepada pubik (keseriusan transformasi digital), salah satunya invest di Gojek," ungkap Jeff.
(ega/ega)