2006, Tahunnya Ponsel Gantikan Dompet?
Selasa, 07 Mar 2006 13:40 WIB

Jakarta - Untuk wilayah Asia Pasifik, selain Jepang, diperkirakan tahun 2006 akan menjadi tahun kebangkitan mobile commerce (mCommerce). Ponsel bakal geser posisi uang tunai, kartu debit, dan kartu kredit? Demikian disampaikan IDC, lembaga analisis pasar, dalam siaran pers yang diterima detikINET, Selasa (07/03/2006). IDC memperkirakan pasar telekomunikasi di Indonesia akan tumbuh sebesar 17 persen pada tahun 2006. Dari sisi nilai bisnis, pasar telekomunikasi di Indonesia diperkirakan akan mencapai 2 miliar dollar pada 2006 ini. Angka itu melampaui dua kali lebih besar dibandingkan dengan market regional (Asia Pasifik) yang pertumbuhannya hanya sebesar 7 persen. Faktor dominan yang mempengaruhi pertumbuhan ini adalah layanan IP (berbasis protokol internet) dan broadband. Ponsel Sebagai DompetIDC juga memprediksi semakin kokohnya layanan pembayaran lewat ponsel (mobile payment). Beragam model transaksi berbasis ponsel akan mengubah fungsi ponsel menjadi pengganti alat pembayaran. "Baik secara langsung dengan memotong pulsa ataupun melalui rekening bank," tutur Sandra Ng, Vice President, Asia/Pacific Communications, Peripherals and Services Research.IDC memperkirakan, mobile payment akan menjadi suatu pembayaran yang lazim seperti halnya yang terjadi di Jepang dan Korea, paling tidak untuk transaksi-transaksi kecil (micro payment). Kebangkitan mCommerce hanya salah satu dari 10 tren telekomunikasi yang diprediksi akan terjadi pada 2006.Jika mCommerce diprediksi bangkit, IDC memperkirakan bisnis download musik berbayar lewat ponsel justru akan menurun. "Hal ini terutama disebabkan mahalnya biaya penggunaan data dan minimnya inovasi pengemasan layanan konten musik seperti model berlangganan," ujar SandraKemudian untuk pemanfaatan internet sebagai jalur telepon, contohnya VoIP dan Enterprise Telephony, IDC punya dua prediksi. Pertama, lembaga itu meramalkan hadirnya gelombang kedua Enterprise Telephony, yaitu integrasi menuju mobilitas. Sedangkan dari sisi penyedia jasa VoIP (Internet Teleponi untuk Kepentingan Publik) IDC mengatakan perlunya evaluasi ulang bisnis model yang ada. Transisi operator tradisional kepada segmen VOIP, ujar Sandra, mengharuskan penyedia layanan VOIP mengevaluasi ulang bisnis model, strategi dan aplikasi pemasarannya.Game dan AntivirusIDC pun memperkirakan 'meledaknya' layanan multiplayer mobile online gaming pada 2006 ini. "Namun untuk membuat bisnis ini berkembang diperlukan ketersediaan perangkat yang memadai. Menemukan perangkat yang tepat diperkirakan akan menjadi tantangan utama ke depan," Sandra menambahkan. Di sisi lain, IDC mengatakan adanya antivirus pada perangkat selular akan menjadi hal yang tak bisa ditawar-tawar lagi. "Banyaknya jumlah virus yang melanda handphone memunculkan kekhawatiran baru apalagi didorong oleh semakin banyaknya smart phone yang berkemampuan 3G," ujar Sandra.Sedangkan soal regulasi, IDC menggarisbawahi tantangan regulasi untuk menghadirkan layanan 'Triple Play'. Layanan 'Triple Play' merupakan konvergensi layanan suara, data, dan video dalam satu jalur broadband. Termasuk tantangan regulasi adalah soal televisi melalui jalur internet (IPTV). IDC pun menyarankan agar regulator mengambil kebijaksanaan yang bisa menghadapi konvergensi jalur tetap dan mobile. "Tahun ini IDC memperkirakan beberapa negara akan mulai mengajukan rancangan dasar untuk menghapuskan peraturan sambungan tetap dan nirkabel dan juga peraturan-peraturan serupa lainnya untuk kedua layanan tersebut," ujar Sandra. Di sisi lain, IDC memperkirakan VPLS (Virtual private LAN service) akan menjadi alternatif kuat pengganti IP-VPN (Internet Protocol Virtual Private Network) dan 'Frame Relay'. "Namun kemudahan yang diberikan VPLS bagi konsumen dalam melakukan set-up dan pengelolaan jaringan WAN (Wide Area Network-red) diyakini akan menjadi bumerang bagi operator, operator akan kehilangan pasar pengelolaan jaringan LAN (Local Area Network-red) dan WAN," Sandra menambahkan. (wsh)
(wicak/)