Seorang pelopor AI memberikan jawaban yang mencemaskan saat ditanya mengenai jenis pekerjaan apa yang akan bertahan dari ancaman AI dan siapa yang posisinya terancam tidak aman. Kekhawatiran bahwa hilangnya lapangan kerja akibat kecerdasan buatan memang kian menguat.
Bagi banyak pemilik perusahaan, pekerja ideal adalah mereka yang tidak perlu dibayar atau beristirahat. Forbes bahkan memprediksi bahwa pada tahun 2026, lebih banyak tenaga kerja manusia yang akan digantikan demi menekan biaya operasional.
Ilmuwan komputer terkemuka asal Kanada, Yoshua Bengio, angkat bicara mengenai pekerjaan yang menurutnya tak akan ada lagi beberapa tahun ke depan. "Ini lebih ke masalah waktu, bukan lagi soal apa akan terjadi atau tidak. Pekerjaan kognitif, pekerjaan yang bisa Anda selesaikan di balik papan ketik, adalah yang paling terancam," cetusnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Teknologi robotika memang masih tertinggal, meski kita mulai melihat kemajuan. Jadi, jika Anda memiliki pekerjaan fisik, seperti yang sering dikatakan Geoff Hinton (pakar AI) bahwa sebaiknya Anda menjadi tukang pipa atau sejenisnya, dampaknya akan makan waktu lebih lama. Namun, menurut saya itu pun hanya bersifat sementara," sebutnya.
Jadi, ini adalah kabar buruk bagi yang bekerja di depan komputer. Dan jika Anda merasa aman karena pekerjaan Anda melibatkan fisik, sang pakar memperingatkan bahwa meski saat ini robotika masih tertinggal dari AI, ia yakin hal tersebut pada akhirnya tetap akan terjadi.
Bengio juga memperingatkan kebangkitan mesin bisa membawa masalah yang jauh lebih besar. Ia mengisyaratkan bahwa AI dengan niat buruk bisa menimbulkan kerusakan yang jauh lebih parah jika ia dapat mengendalikan robot di dunia nyata.
"Jika AI hanya berada di dunia virtual, ia harus meyakinkan manusia untuk melakukan hal-hal buruk. Berbagai studi menunjukkan bahwa AI semakin mahir dalam hal persuasi, tetapi segalanya akan jauh lebih mudah jika ia bisa meretas robot untuk melakukan hal-hal yang membahayakan kita," cetusnya yang dikutip detikINET dari LADBible, Minggu (21/12/2025).
(fyk/fay)