'Cetakan' Gunadarma
UI Ragukan Doktor TI Pertama Indonesia
- detikInet
Jakarta -
Akademisi dari Universitas Indonesia (UI) menyampaikan keraguan atas predikat 'Doktor TI pertama' yang diluluskan Universitas Gunadarma. Soal gengsi atau bukan? Awalnya adalah sidang terbuka Doktor yang digelar Universitas Gunadarma, Senin (23/01/2006). Sidang tersebut mengukuhkan Doktor I Wayan Simri Wicaksana dan Doktor Asep Juarna sebagai Doktor di bidang Teknologi Informasi (TI). Dalam acara tersebut, keduanya disebut sebagai Doktor Teknologi Informasi pertama Indonesia. Maksudnya, Doktor pertama yang 'diproduksi' oleh Universitas di dalam negeri dengan bidang spesialisasi Teknologi Informasi. Rupanya pernyataan itu memancing reaksi dari kalangan akademisi lain. Utamanya dari Universitas Indonesia (UI). Heru Suhartanto, Wakil Dekan bidang General and Financial Affair Fakultas Ilmu Komputer, UI, misalnya mempertanyakan keabsahan pernyataan itu. "Saya tak tahu apakah ITB, UGM, atau ITS sudah memproduksi, tapi Fakultas Ilmu Komputer UI sudah memproduksinya, mahasiswa lulus Desember 2004," ujar Heru. Pernyataan serupa disampaikan Bobby Nazief, akademisi Universitas Indonesia. "Sepengetahuan saya, sebelum ini telah ada lulusan doktor 'jebolan' perguruan tinggi di Indonesia," ujarnya merujuk pada Doktor 'jebolan' UI. Rachmat Rawyani, dari Pusat Pengembangan dan Pelayanan Sistem Informasi UI, pun angkat bicara. Menurut Rachmat aturan penyebutan Doktor harus disesuaikan dengan 'pohon ilmu'. "Setahu saya, aturan yang dikeluarkan oleh Diknas (Departemen Pendidikan Nasional -red), pemberian gelar Doktor disesuaikan dengan pohon ilmunya, yaitu bidang Ilmu Komputer. Sementara TI itu hanya sebagian kecil saja dari bidang Ilmu Komputer," ujar Rachmat. Meski merasa kurang sreg dengan penyebutan 'Doktor TI Pertama', Heru Suhartanto menyambut baik prestasi yang diraih dua Doktor dari Gunadarma tersebut. "Saya turut bersyukur bahwa bertambah dua doktor lagi di Indonesia untuk bidang TI. Semoga membawa manfaat bagi peranan TI dalam segala aspek kehidupan, di Indonesia khususnya." ujar Heru. Semoga saja polemik yang muncul ini bukan atas nama 'adu gengsi'. Setidaknya, sikap dewasa telah ditunjukkan Heru. (wsh)
(wicak/)