Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan masih tetap negatif, setelah digempur pandemi virus Corona (COVID-19) sejak awal tahun 2020 ini. Sejumlah strategi telah dirancang XL untuk terus melaju di tengah ketidakpastian gegara Corona.
"Pertumbuhan ekonomi di 2020 itu negatif. Bagaimana dengan 2021? sangat sulit, tetapi kita lihat pandemi ini masih belum berakhir, masih dalam meningkat, sehingga 2021 diperkirakan pertumbuhan ekonomi belum sama sebelum pandemi," ujar Dian, Jumat (6/11/2020).
Ketika pandemi memicu ketidakpastian. Tapi dilihat satu sisi lainnya, situasi ini juga berdampak meningkatnya adopsi teknologi atau pemanfaatan layanan digital oleh masyarakat, yang mana hal itu menjadi kesempatan bagi XL untuk terus tumbuh diiringi dengan produk sesuai yang dibutuhkan masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aktivitas penggunaan teknologi yang sering dijumpai di kala pandemi, yaitu pembelajaran jarak jauh (belajar online), work from home, sampai kebutuhan hiburan online, misalnya streaming video dan musik efek dari social distancing untuk mencegah penyebaran virus.
"Kita ke depan akan lebih fokus lagi, bukan berarti sebelumnya tidak fokus di masa ketidakpastian, sehingga harus alert terhadap pengeluaran kita, mengencangkan ikat pinggang yang bisa meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional perusahaan," tutur Dian.
Berikut lima peluang dan risiko bisnis saat pandemi yang dipaparkan XL:
Peluang
1. #DiRumahAja mempercepat perubahan ke arah digital
2. Pertumbuhan segmen mobile di luar Jawa masih tetap tinggi
3. Pertumbuhan kuat pada Home (FTTH dan FWA)
4. Business to Business (B2B) akan tumbuh seiring dengan stabilitas makro dan Small Business Enterprise (SME) mempercepat digitalisasi
5. Omnibus Law diperkirakan akan menstimulasi sharing (dan kemudian merger dan akuisisi)
Risiko
1. Pemulihan pasca COVID-19 memakan waktu lebih lama
2. Kebutuhan Capex meningkat tinggi seiring kebutuhan pelanggan data
3. Perubahan perilaku pelanggan yang semakin cepat dan unpredictable
4. Banyaknya sektor enterprise/korporasi yang terdampak
5. Perang harga di segmen mobile
(agt/fay)