Sebagai informasi, Setyanto menempuh perguruan tinggi di Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Telkom dari tahun 1991 dan selesai tahun 1995. Ia kemudian menjalani jenjang S2 di Sekolah Tinggi Manajemen Bandung dari tahun 2000 sampai 2002.
Para alumni STT Telkom atau yang kini dikenal dengan Telkom University (Tel-U) yang tergabung dalam Forum Alumni Universitas Telkom (FAST), menaruh harapan besar terhadap Setyanto bisa menggembrak di industri teknologi, khususnya di bidang telekomunikasi yang sekarang digelutinya sebagai bos Telkomsel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menjadi teladan bagi puluhan ribu alumni lainnya untuk senantiasa berkiprah dan berdedikasi untuk kemajuan negeri. Ini bakti alumni Universitas Telkom untuk Indonesia," ujar Ketua FAST Ahmad Nugraha Rahmat, seperti dalam siaran persnya, Rabu (15/1/2020).
Diketahui, Tel-U memiliki total alumni sebanyak 45.743 orang yang tergabung FAST berdasarkan data per Agustus 2019. Selain di Indonesia, alumni Tel-U juga tersebar di Amerika Serikat, Brazil, Australia, Selandia Baru, United Kingdom, Netherland, Swedia, Norwegia, Perancis, Jerman, Belgia, Polandia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Vietnam, Cambodia, China, Taiwan, Jepang, Korea Selatan, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Qatar, Oman, Nigeria, Nepal, Uzbekhistan, Tajikistan, dan Timor Leste.
Sementara jumlah mahasiswa aktifnya sendiri, saat ini berjumlah sekitar 31.000, yang mana pada semester ajaran tahun baru Agustus 2019 lalu menerima 6.968 mahasiswa baru dari total pendaftar 81.000 orang.
![]() |
Gito Nugroho selaku Sekjen FAST menambahkan, berbagai tren terbaru seperti Internet of Things (IoT), blockchain, 5G, dan sejenisnya, diharapkan bisa disinergikan dalam kolaborasi profesional bersama alumni Tel-U di berbagai industri.
"Kami berharap Kang Setyanto bisa memberi masukan, nasihat, dan ide-ide besar ke FAST untuk mendorong peran alumni di industri Teknologi Informasi dan komunikasi beserta industri turunannya menjadi lebih besar lagi," ungkapnya.
Selain Setyanto, sebelumnya sudah ada Edi Witjara diangkat menjadi Direktur Human Capital Management (HCM) Telkom pada 24 Mei 2019 lalu. Setelah itu, Setyanto diamanahi jabatan Dirut Telkomsel periode ke-9 sepanjang kepemimpinan operator seluler terbesar di Indonesia itu.
Keduanya sama-sama lulusan Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Telkom angkatan 1991 atau mahasiswa angkatan pertama sekolah di bawah naungan Yayasan Pendidikan Telkom (YPT) itu. Bedanya, Setyanto mengambil program studi Teknik Industri, sementara Edi pada Teknik Telekomunikasi.
Berada pada usia karir keemasan, Anto, panggilan akrab Dirut anyar Telkomsel, tentu memiliki menanggung banyak harap dan ekspektasi. Terutama dari lingkungan sekitarnya, yakni YPT dan Tel-U.
Menurut Dwi S. Purnomo selaku Ketua YPT, terpilihnya Setyanto merupakan kebanggaan bagi pihaknya di yayasan. Apalagi di era digital sekarang, memimpin perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, tentunya bukan tugas mudah. Meski begitu, Dwi menyakini Setyanto menciptakan sejarah baru dalam menahkodai Telkomsel ke depannya.
"Saudara mampu menaklukkan segala tantangan, sehingga dapat terus memberikan kontribusi bukan hanya bagi PT. Telkom, tapi juga untuk Bangsa Indonesia," pungkas.
(agt/fay)