2006, Telkom Harap Sudah Pindah ke 800 Mhz
Rabu, 19 Okt 2005 11:20 WIB

Jakarta - PT Telkom berharap segera mendapat frekuensi di spektrum 800 MHz untuk layanan Flexi yang tergusur dari 1900 MHz. Implementasi perpindahan itu diharap sudah berjalan pada 2006.Pernyataan itu diungkap oleh Wakil Dirut PT Telkom Tbk, Garuda Sugardo. Menurutnya, Telkom ingin mendapatkan kepastian mengenai target pembangunan base transceiver station BTS selanjutnya."Tahun depan kami harap segera dapatkan alokasi frekuensi di 800 MHz," ujar Garuda di Gedung Telkomsel, Wisma Mulia Gatot Subroto, Jakarta.Sebelumnya, Telkom sudah bertemu dengan pihak operator yang bercokol di 800 MHz, yakni PT Mobile-8 di Gedung Departemen Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Selasa (18/10/2005). Pertemuan business to business (B2B) itu di fasilitasi oleh Pemerintah, yakni Ditjen Postel. Sampai sejauh ini, pembicaraan antara Telkom dengan Mobile-8 diklaim Garuda berjalan dengan baik. "Mobile-8 cukup co-operative. Telkom dan Mobile-8 saling mengerti posisi masing-masing," imbuhnya.Hingga minggu depan, pembicaraan B2B itu masih akan berlangsung. Menurut Menkominfo Sofyan Djalil, pada Kamis (27/10/2005), kedua operator itu sudah harus membuat keputusan."Pemerintah tengah mengupayakan supaya alokasi dan spektrum frekuensi dimanfaatkan seoptimal mungkin oleh penyelenggara yang mendapatkan izin frekuensi," papar Garuda.Oleh karena itu, seperti diucapkan Garuda, Telkom Flexi yang merasa punya prestasi bagus karena memiliki basis pelanggan melebihi 1 juta, memerlukan kepastian alokasi frekuensi demi mengejar target ekspansi pelanggan."Pembangunan (BTS) ke depan rencananya akan terus dilakukan. Untuk membangun itu, butuh spektrum pasti," tandas Garuda. "Telkom ingin spektrum untuk pembangunan BTS-BTS berikut di 800 MHz," tambahnya.Hentikan EkspansiSaat ini, Telkom mengklaim sudah memiliki 650 existing BTS di Divisi Regional (Divre) I dan II yang mencakup area Jabotabek dan Banten."Sejak Juli (2005), kita stuck nggak bisa bangun BTS lagi. Kita nggak mau maksain bangun lagi di 1900 MHz," kata Garuda. "Nanti pindah lagi, makan biaya lagi," keluhnya.Menurut pemaparan Garuda, dari 650 BTS yang beroperasi di 1900 MHz, apabila dikonversikan ke 800 MHz, akan memakan biaya migrasi total sebesar Rp 1,3 triliun. Biaya keseluruhan itu, masih menurut dia, sudah termasuk combiner, ossilator, pergantian handset single band pelanggan yang hanya bisa berjalan di 1900 MHz, serta biaya-biaya lainnya.
(rouzni/)