Sejauh ini, baru satu operator seluler saja, yaitu Telkomsel yang membangun jaringannya di transportasi terbaru ibu kota tersebut.
Baca juga: Mencari Sinyal Internet di MRT Jakarta |
"Idealnya semua operator memang harus ada di rute dan stasiun MRT Jakarta, baik itu di tunnel (terowongan bawah tanah) atau di atas tanah. Kita kan maunya seperti di Singapura, orang bisa komunikasi di mana saja kala gunakan MRT," kata Rudiantara di Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menkominfo mengetahui bahwa ketersediaan layanan telekomunikasi di jalur MRT Jakarta ini adalah ranah Business to Business (B2B) antara pengelola MRT dan operator seluler.
![]() |
Sebelumnya, dalam masa uji coba MRT Jakarta trayek Lebak Bulus-Bundaran HI, banyak yang mengeluhkan karena ketiadaan sinyal seluler saat kereta melewati terowongan bawah tanah.
Diketahui, sebagian dari konstruksi jalur MRT Jakarta merupakan struktur layang (Elevated) yang membentang lebih dari 10 km, dari wilayah Lebak Bulus hingga Sisingamangaraja.
Dari rute tersebut, terdapat 7 Stasiun Layang, yaitu Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M dan Sisingamangaraja.
Sementara itu, konstruksi bawah tanah (underground) MRT Jakarta membentang lebih dari 6 km, yang terdiri dari enam stasiun MRT bawah tanah, yakni Stasiun Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, Bundaran Hotel Indonesia.
Dalam masa uji coba, satu-satunya sinyal seluler yang hadir hanya dari Telkomsel. Operator ini mengaku sudah memasang 48 BTS di 13 stasiun yang dilewati MRT Jakarta.
"Total ada 74 sector dengan 222 NE BTS mixed 2G, 3G, dan 4G. Untuk 4G kita pakai carrier aggregation LTE FDD 1800 dan LTE TDD 2300 dikombinasikan," jelas Direktur Jaringan Telkomsel Bob Apriawan pekan lalu.