Hal ini disampaikan oleh Country Director Palo Alto Network Indonesia, Surung Sinamo. Ia mengatakan jaringan telekomunikasi generasi kelima tersebut akan memberikan jalur lebih besar untuk dieksploitasi oleh peretas.
"Kita lihat demand di service provider itu sangat besar, apalagi nanti dengan introduction dari 5G," kata Surung saat ditemui di kantor Palo Alto Network Indonesia di kawasan Senayan, Jakarta, Jumat (8/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"5G itu siapa yang senang, attackers itu juga senang banget, karena mereka disediakan channel, jalan tol yang besar untuk lancarkan attacknya dia," sambungnya.
Untuk itu, perusahaan telekomunikasi harus memiliki perlindungan ekstra untuk menjamin keamanan infrastrukturnya. Apalagi saat ini internet telah digunakan untuk segala hal dalam kehidupan sehari-hari, seperti transaksi keuangan lewat mobile atau internet banking.
Surung menjelaskan bahwa perusahaan telekomunikasi perlu mengutamakan tiga pilar penting untuk keamanan jaringan 5G. Ketiga pilar tersebut antara lain visibilitas dan kontrol tujuh lapis, keamanan lewat otomasi dan platform yang cloud-ready.
Menurutnya, dengan semakin banyaknya ancaman siber terhadap jaringan 5G, maka perusahaan telekomunikasi tidak bisa hanya mengandalkan manusia. Otomasi dan cloud menjadi salah satu poin penting untuk lebih cepat menyebarkan update keamanan.
"End point-nya saja mungkin ada beberapa. Belum lagi bicara network elements yang banyak sekali di telco yang harus di-protect," jelas Surung
"Kalau dilakukan secara manual itu susah, kita butuh automation," pungkasnya.
Baca juga: 5G Belum Mulai, LG Berambisi Kuasai 6G |