Sampai dengan hari Jumat (5/10/2018), tepat sepekan usai bencana gempa dan tsunami di beberapa wilayah Sulteng, jaringan telekomunikasi yang terdampak bencana kini sudah normal 60%.
Angka tersebut sudah mengalami peningkatan dalam hitungan hari mengingat pada hari Selasa (2/10) lalu jaringan telekomunikasi yang pulih baru dinyatakan mencapai tingkat 49%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kapan target pemulihan? Ini susah. Saya tidak bisa menetapkan berapa hari," ujar Rudiantara di Gedung Kominfo, Jakarta.
Saat ini, kendala utama pemulihan dari jaringan telekomunikasi di daerah terdampak gempa Sulteng, termasuk Palu, Donggala, dan Sigi, adalah keterbatasan pasokan listrik dan BBM.
"Kalau PLN listriknya mengalir dan BTS (Base Transceiver Station) tidak memerlukan perbaikan, artinya towernya tidak roboh, tidak miring, dan sebagainya, hanya betul-betul masalah listrik itu biasnya 2-4 jam itu bisa diaktivasi lagi. (Saat ini), tentunya kita berharap listriknya cepat masuk, apakah itu dari PLN atau genset," tuturnya.
Sebagai informasi ada sekitar 3.500 Base Transceiver Station (BTS) tersebar di Sulteng. Jika saat ini 60% di antaranya telah kembali normal, maka ada sekitar 2.100 BTS yang telah dapat digunakan lagi oleh para operator dalam menyediakan layanan.
(agt/krs)