"Nomor satu, kita akan evaluasi secara keseluruhan karena kita harus meningkatkan layanan kepada masyarakat dan meningkatkan efisiensi dari industri. Itu yang pertama. Kedua, pemblokiran kan sudah dimulai tapi secara bertahap," kata Chief RA di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (2/3/2018).
"Artinya ada jangka waktunya. Yang tidak bisa atau belum registrasi itu pun secara bertahap ya, sampai akhir Maret tidak bisa menelepon dan tidak bisa mengirim sms. Tapi ditelepon masih bisa dan menerima sms masih bisa," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk registrasi pakai sms 4444 masih bisa, enggak ada masalah. Setelah itu akan bertahap lagi. Nah tapi di antaranya, saya akan review ini semua," papar dia.
Di sisi lain saat ini, masih ada yang terkendala dalam melakukan registrasi SIM Card karena masalah NIK dan KK dianggap salah. Chief RA pun mengutarakan penjelasannya sembari menegaskan akan dilakukan review mengenai masalah ini.
"Ya pasti enggak match ya. Nomor satu, kami selalu menyampaikan yang digunakan adalah NIK dan Kartu Keluarga. Sebetulnya agar kita tidak ragu itu pakai di Kartu Keluarga saja. Karena di Kartu Keluarga itu ada NIK dan ada nomor KK. Sudah pasti benar. Kalau e-KTP dengan KK mungkin saja itu dengan teman-teman Dukcapil yang lebih tahu. Itu pun bagian daripada review," jelasnya.
Sampai saat ini, sudah ratusan juta SIM Card telah registrasi dengan benar. Sehingga Rudiantara pun merasa optimistis mayoritas pengguna seluler akan terdaftar. (rjo/fyk)