"Uang, teknologi, dan hubungan baik dengan regulator," ucap Alex dalam acara Selular Business Forum di Jakarta yang bertema '50 Tahun Indosat Ooredoo, What's next?'.
Meski begitu, ia mengatakan tak ada jaminan bagi perusahaan terus sukses walau memiliki ketiga hal tersebut. Tetap dibutuhkan improvisasi mengikuti kondisi pasar terkini, target yang ingin dicapai, serta efisiensi terhadap biaya untuk menjawab tantangan yang dapat menerpa kapan saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun berniat meningkatkan pertumbuhan bisnis B2B, Alexander Rusli juga mengungkapkan beberapa tantangan di dalamnya.
"Bisnis B2B pasti terus tumbuh, namun kecepatan pertumbuhannya yang perlu diperhatikan. Normalnya, pertumbuhannya dapat terlihat dalam 9 sampai 10 tahun, tapi bisa lebih cepat. Besarnya margin business connectivity dibanding business IT menjadi salah satu tantangan untuk mempercepat pertumbuhan bisnis B2B, " ujarnya menjelaskan.
Selain itu, tantangan yang juga dihadapi Indosat Ooredoo adalah melakukan efisiensi biaya. "Sampai sekarang, kami melakukan efisiensi di sektor power. Kalau ada aset yang bisa dijual, dan memungkinkan untuk dibeli kembali, ya kami jual dulu sementara," ucapnya.
"Kalau menjual kepemilikan, agak sulit kami lakukan karena belum tentu bisa dibeli kembali. Selain itu, kami juga menghindari untuk mengurangi biaya marketing karena yang lain sedang jor-joran. Tantangannya adalah bagaimana kami mencari jalan lain untuk efisiensi," katanya menjelaskan.
Lalu, Alexander Rusli mengatakan bahwa target perusahaan masih tetap sama, yaitu untuk tumbuh beriringan dengan pertumbuhan industri. "Kalau lebih cepat, itu berarti makan kue orang. Kita nggak mau kayak gitu," ujarnya. (fyk/fyk)