Di sela-sela perhelatan ITU Telecom World 2017, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menyempatkan diri bertemu dengan François Rancy, Director of ITU's Radiocommunication Bureau.
"Di sela-sela ITU ini, saya menyempatkan diri berbicara dengan Direktur ITU-Radio untuk memastikan bahwa slot 108 itu aman," ujar Rudiantara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Telkom sendiri telah menjadwalkan untuk meluncurkan Telkom 4 pada pertengahan 2018 mendatang. Telkom juga telah memulai perjanjian kontrak dengan pabrikan roket peluncur Telkom 4 sejak 2016.
Pembuatan satelit Telkom 4 dilakukan oleh Space System Loral (SSL) dan roket peluncurnya menggunakan Falcon-9 milik SpaceX. Satelit tersebut akan meluncur di Cape Canaveral Air Station Space, Florida, Amerika Serikat.
"Secara rule of time itu tiga tahun, kalau 2018 berarti 2015 sudah dipastikan kontraknya, ini (Telkom 1) setahun. Kenapa tiga tahun? karena membuat satelit itu biasanya butuh waktu 30-36 bulan. Ini sudah diyakini kontrak dan akan diluncurkan tahun 2018," tuturnya.
"Biar bagaimanapun harus kita jaga karena slot orbit itu aset negara, tugas saya untuk menjaga aset negara," tambah pria yang disapa Chief RA ini.
Diberitakan sebelumnya, pasca anomali Telkom 1, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) langsung gerak cepat dengan mengirimkan surat kepada International Telecommunication Union (ITU). Dalam posisi ini, ITU adalah organisasi internasional yang menerbitkan aturan terkait radio internasional dan telekomunikasi.
Surat yang sebagai notifikasi awal itu, meminta kepada ITU agar slot orbit 108 derajat bujur timur di-suspend karena akan dipakai satelit Telkom 4 nantinya. Diketahui, surat Kominfo kepada ITU telah dilayangkan pada awal September 2017.
Mengenai balasan dari surat tersebut, sejatinya dibutuhkan waktu hingga berbulan-bulan lamanya. Namun pernyataan lisan dari Direktur ITU-Radio terkait slot orbit 108 derajat bujur timur kepada Menkominfo sedikit-banyak telah memberi pencerahan.
(yud/yud)