Sejauh ini, Net1 adalah operator telekomunikasi satu-satunya yang menggunakan frekuensi 450 MHz serta telah memegang lisensi penyedia jaringan seluler mobile untuk seluruh Indonesia.
CEO Net1 Larry Ridwan mengatakan bahwa ia memposisikan Net1 sebagai merek dagang dari PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia sesuai dengan posisinya. Hal itu yang membuat Net1 lebih membidik pasar minor ketimbang operator lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara bisnis mungkin apa yang dilakukan Net1 akan merugi karena menyasar wilayah yang minim penduduknya. Tetapi hal itu bisa diatasi dengan jangkauan sinyal yang dipancarkan oleh 450 MHz lebih jauh ketimbang operator seluler yang ada di frekuensi 900 MHz, 2.100 MHz, ataupun 2.600 MHz.
"Jangkauan sinyal 4G di frekuensi 450 Mhz dapat mencapai lebih dari 100 kilometer, di lautan juga masih bisa diakses. Dengan karakteristik ini, Net1 akan lebih fokus membawa layanan 4G ke daerah yang memiliki permintaan tinggi dan rendah pasokan, seperti pinggiran kota maupun pedesaan," sebut Larry.
Dengan luasnya daya jangkau sinyal yang dipancar oleh jaringan 450 MHZ, itu berdampak pada efisiensi perusahaan saat membangun Base Transceiver Station (BTS). Sebagai perbandingan satu BTS di frekuensi 450 MHz setara dengan tiga BTS di 800 MHz, empat BTS di 900 MHz, 10 BTS di 1.800 MHz, 12 BTS di 2.100 MHz, dan 20 BTS di 2.600 MHz.
Foto: Agus Tri Haryanto/detikINET |
Meski jaringannya untuk pedesaan, bukan berarti akses internet yang diberikan Net1 dibilang asal-asalan. Net1 yang dulunya dikenal dengan brand Ceria ini mampu memberikan akses internet kecepatan mulai dari 35 Mbps.
Dengan kecepatan internet tersebut, Net1 mengklaim bisa dimanfaatkan pelanggan untuk media sosial, video call, hingga live streaming. Bekal itu yang membawa Net1 tak hanya membidik segmen Business to Consumer (B2C), melainkan Business to Business (B2B) sampai Business to Government (B2G).
"Kami tidak cari penduduknya yang banyak tapi cari segmen yang sesuai karakteristik sinyal kami. Misalnya, wilayah yang menggunakan satelit akses internetnya itu mahal dan kualitas seadanya tapi kami bisa stabil," kata Larry. (mag/mag)
Foto: Agus Tri Haryanto/detikINET