Gunawan Wibisono, Ketua Departemen Fakultas Teknik Elektro Universitas Indonesia, mengatakan pergeseran tren keminatan jurusan ini tak lain disebabkan oleh rencana pemerintah dalam menggarap pembangkit listrik sebesar 35.000 MW. Padahal, sebelumnya jurusan telekomunikasi menjadi salah satu jurusan paling favorit.
"Memang di telko ini sudah boleh dikatakan mendekati satu rasi dari sisi implementasi infrastruktur secara fisik. Karena sebagian besar pemasangan BTS dalam bentuk fisik untuk kota-kota besar sudah berkurang. Kemudian lebih banyak menyewa," kata Gunawan ketika ditemui detikINET di Universitas Indonesia, Depok, Kamis (7/9/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Di Universitas Indonesia sendiri, fakultas teknik elektronya menyediakan empat jurusan, yakni telekomunikasi, tenaga listrik, elektronika, dan kontrol industri. Biasanya, setiap tahun menerima 125 per tahun.
"Dulu untuk minat jurusan telko tinggi, tapi sekarang menurun. Karena itu tadi, sekarang itu untuk bisnis telko tidak lagi orientasinya telekomunikasi dalam artian pemasangan BTS segala macam, tapi managed service digital dan software," tuturnya.
Penurunan terjadi sekitar 60%, dari yang tadinya 40 sampai 50 mahasiswa menjadi sekitar 20. Penurunan ini telah terjadi sekitar tiga tahun terakhir.
Fenomenan penurunan ini pun tak hanya terjadi di Universitas Indonesia. "Pokoknya universitas-universitas besar yang memiliki jurusan elektro lalu ada jurusan telekomunikasi," pungkasnya. (mag/rou)