Sejumlah Outlet Ancam Polisikan Indosat, Ada Apa?
Hide Ads

Sejumlah Outlet Ancam Polisikan Indosat, Ada Apa?

Muhammad Aminudin - detikInet
Selasa, 18 Jul 2017 18:50 WIB
Protes outlet Indosat. Foto: detikINET/Muhammad Aminudin
Malang - Sejumlah pemilik outlet yang menjual produk Indosat merasa tertipu. Mereka pun berniat membawa perkara ini ke jalur hukum, bila tuntutan mereka tidak dipenuhi.

Irul Vesier, salah satu pemilik outlet mengatakan, bahwa kasus ini berawal dari tawaran program Tajir Indosat yang ditawarkan kepada para outlet.

Program berlaku selama tiga bulan, efektif berjalan Mei, Juni, dan Juli 2017, dengan tawaran mendapatkan logam mulia 250 gram, umroh, dan beberapa hadiah lain jika outlet mampu memenuhi target, setiap bulannya sebesar Rp 650 juta berturut-turut selama tiga bulan lamanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai salah satu outlet dan memiliki sekitar lima konter, Irul akhirnya mengambil program itu, dengan menyasar hadiah logam mulia seberat 250 gram.

"Saya beli program itu (Tajir), dengan membayar Rp 650 juta melalui distributor resmi ditunjuk Indosat di wilayah Malang Raya. Di akhir Mei lalu, Indosat tiba-tiba merubah peraturan program Tajir, salah satunya dengan menaikkan HPP. Dampaknya, kami justru merugi," terang Irul saat berbincang dengan detikINET, Selasa (18/7/2017).

Irul semakin kelabakan, perubahan aturan terus dilakukan. Padahal, dirinya sudah membayar komitmen untuk mengikuti program Tajir untuk dua bulan, yakni Mei dan Juni 2017.

Saya sudah setor Rp 650 juta dua kali untuk Mei dan Juni. Jadi totalnya sekitar Rp 1,3 miliar.Irul Vesier

Sejumlah Outlet Ancam Polisikan Indosat, Ada Apa?Foto: detikINET/Muhammad Aminudin


"Saya sudah setor Rp 650 juta dua kali untuk Mei dan Juni. Jadi totalnya sekitar Rp 1,3 miliar. Untuk saya saja, ini ada beberapa outlet lain mengalami hal yang sama," terang pemilik outlet di Jalan Mayjen Wiyono ini.

Dia menyayangkan, Indosat sebagai operator ternama asal-asalan dalam menjalankan sebuah komitmen dengan outlet. Padahal, investasi yang sudah dikucurkan tidaklah sedikit.

"Konter kami sudah pernah didatangi dalam merespons protes oleh Indosat baik area Malang, maupun regional Surabaya. Tetapi, tidak ada kejelasan investasi bisa aman, atau setidaknya program Tajir sesuai ditawarkan Indosat awal, untuk terus dijalankan."

"Kami memberikan deadline satu minggu ke depan, jika tidak akan kami laporkan ke polisi, karena jelas telah ada pelanggaran hukum, menurut kami," tandas Irul.



Head Sales Indosat Area Indosat Malang Erwiyati Sri Lestari menyatakan, perubahan peraturan Program Tajir, tidak lain karena terjadi perang harga selama program berjalan. Dan distributor resmi yang ditunjuk (MPC) kemudian mengeluarkan kebijakan.

"Perubahan karena ada perang harga, Indosat sudah berinvestasi cukup banyak, sangat tidak mungkin mengubah sebuah program di tengah jalan, apalagi mendadak. Di area lain, tidak ada masalah, karena ada perang harga, MPC terpaksa mengubah aturannya," jelas Erwiyati terpisah.

Menurut dia, perubahan juga disertai kompensasi kepada outlet sebesar 4,5% dari sebelumnya 1,5%.

"Jadi tidak benar, dikatakan tidak memperhatikan. Kami sudah menemui Pak Irul, saya bukan pemegang kebijakan, pastinya kami juga mau masalah ini selesai," terangnya.

Dijelaskan, bahwa starter pack (SP/kartu perdana) didistribusikan melalui MPC kepada outlet. Di sinilah, terkadang ada kebijakan di luar Indosat.

"Sebenarnya sudah ada kompensasi dan masalah ini close. Tetapi ya itu, MPC sebagai distributor kadang ada memberikan support SP dengan sedikit biaya, ada harga segini, ada harga segitu dan itu di luar Indosat," tandasnya.

Indosat lewat kantor pusatnya di Jakarta pun telah mengirimkan klarifikasi sanggahan beserta penjelasan tentang kasus ini. Selengkapnya bisa dibaca di tautan artikel ini. (rou/rou)