Namun ternyata ketika dicecar pertanyaan yang berhubungan interkoneksi, menkominfo mulai bosan. Sebab dengan perkembangan teknologi yang semakin masif sekarang ini, interkoneksi dinilainya sudah jadul.
"Kadang saya suka ditanya soal interkoneksi, saya bilang 'ah itu jadul'. Kenapa? Kita sekarang fokusnya sudah ke layanan data," ujar Rudiantara di Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Jakarta, Rabu (29/3/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Rudiantara, operator seluler tengah fokus ke layanan yang menyangkut soal internet. Bahkan dikatakannya beberapa operator di antaranya sudah merasakan pendapatan dari layanan data.
"Pendapatan operator dari industri 40% itu berasal dari data dan sangat cepat. Bahkan, ada operator yang 70% pendapatannya dari data," ucapnya.
Pria yang telah lama melintang di industri telekomunikasi ini memprediksikan bahwa dalam beberapa tahun ke depan sudah tidak ada pembahasan mengenai layanan SMS atau telepon, karena sudah larinya ke data.
"Kita ini tiga tahun lagi tidak bicara voice, (tapi) nanti ada voice pake LTE (VoLTE) data, terus voice lewat WhatsApp. Sebentar lagi tidak ada interkoneksi," ungkap Rudiantara.
Sementara itu diketahui, Kominfo beserta BRTI tengah mencari verifikator independen untuk meracik angka tarif interkoneksi terbaru dengan tepat. Tentunya penentuan tarif interkoneksi itu mengacu industri telko dan operator seluler.
Lelang verifikator independen tersebut sampai sekarang masih berlangsung. Diperkirakan sampai terpilih dan menetapkan besaran angka tarif interkoneksi itu dapat diketahui pada bulan Agustus 2017.
(ash/ash)