Proyek yang dimaksud adalah peluncuran satelit milik pemerintah. Kominfo telah menetapkan target bahwa peluncuran satelit jenis High Throughput Satellite (HTS) itu dilakukan pada 2021. Sebelum itu, Kominfo akan melakukan tender untuk pengoperasian satelit tersebut.
"Usai Palapa Ring nanti ada proyek besar lainnya. Kita harus membangun (meluncurkan) satelit HTS. Proses tendernya dilakukan semester dua tahun ini," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara, usai acara mengikuti proses pembiayaan proyek Palapa Ring Paket Timur di Ruang Auditorium, Kementerian Kominfo, Jakarta, Rabu (29/3/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengenai dana untuk pembangunan hingga peluncuran satelit tersebut, Rudiantara mengaku belum tahu angka pastinya, karena itu tergantung tender. Namun satu hal yang pasti, satelit HTS lebih mahal biayanya dari satelit komunikasi.
"Kita harus tahu, HTS itu lebih mahal dari satelit komunikasi. Kalau satelit komunikasi lebih dari USD 300 juta, maka biaya HTS sekitaran USD 400-500 juta, karena desainnya berbeda untuk internet bukan telekomunikasi, yang ada sekarang seperti milik Telkom dan PSN itu kan jenis satelitnya telekomunikasi," tuturnya.
Alasan peluncuran satelit HTS itu karena di masa mendatang saluran telekomunikasi akan didominasi oleh layanan data atau internet, sehingga satelit tersebut mendukung pemerataan akses internet di seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah pelosok atau terluar.
"Kita bisa memberikan layanan internet di manapun, fokusnya adalah soal data," imbuh pria yang akrab disapa Chief RA ini. (rns/rns)











































