Bertajuk 4G-5G RNO Engineering Development Program, event yang diselenggarakan dari hasil kerjasama Universitas Indonesia dengan PT Immobi Solusi Prima ini mencari lulusan baru dari berbagai universitas di Indonesia.
Para fresh graduate ini digembleng selama dua bulan dan mendapat pelatihan agar nantinya siap untuk bekerja di industri telekomunikasi di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karenanya, acara 4G-5G RNO Engineering Development Program dirasa sangat penting diadakan. Di mana ini menjadi ajang untuk menempa para lulusan agar siap bekerja. Diakui Rury, program yang ia gelar berlangsung lancar dan sesuai harapan
"Sampai per hari ini sudah sekitar 50 orang sudah diambil oleh banyak perusahaan, kurang lebi enam perusahaan lah. Nah, yang sisa ini, sebenarnya sudah diambil juga untuk regional Jabodetabek. Tinggal menunggu progam berjalan, maka semuanya siap kerja," ujar Rury ketika ditemui detikINET di Fakultas Elektronik Universitas Indonesia, Rabu (1/2/2017).
"Jadi, intinya begini. Alhamdulillah, semuanya yang kami latih bisa diserap. Dengan artian, materi yang kami kasih itu match dengan kebutuhan industri dan langsung bisa diserap," lanjutnya.
Foto: Muhammad Alif Goenawan/detikINET |
Adapun pemberian kuliah umum untuk pengetahuan teknologi feature disampaikan oleh banyak pihak yang memang berhubungan dengan industri.
"Kami mendatangkan perusahaan-perusahaan seperti ZTE, Huawei, Ericsson, dan NSN. Program ini pun mendapat dukungan dari Kominfo," kata Rury.
Dari total 21 modul yang diberikan, pihaknya menyelenggarakan sebanyak tujuh kali ujian. Dari tujuh tes dipilih 15 yang terbaik yang berhak atau bebas memilih perusahaan di mana ia mau ditempatkan. "Sisanya ditempatkan di perusahaan yang membutuhkan." terangnya.
Sementara itu, Plt. Direktur Penataan Sumber Daya Kominfo, Denny Setiawan, mendukung adanya program pencarian tenaga kerja baru seperti ini.
"Bagus sekali. Jadi, dari pendidikan memberikan dasar secara teori. Tapi tentunya akan semakin bagus dengan adanya sharing pengalaman, baik dari industri, vendor, operator, maupun regulator," ujar Denny ditemui di kesempatan yang sama.
Hal ini menurut Denny menunjukkan adanya kebutuhan tenaga untuk layanan broadband sangat dibutuhkan.
"Kalau dilihat dari gap jaringan telekomunikasi yang lowong, maka tenaga kerja ahli baru di telekomunikasi sangat dibutuhkan. Kita kan juga ingin melihat saudara-saudara kita di pelosok Indonesia mendapatkan layanan yang sama dengan yang di kota," pungkasnya. (mag/rou)
Foto: Muhammad Alif Goenawan/detikINET