Dikatakannya, saat ini operator existing dinilai membutuhkan tambahan frekuensi. Sebab kapasitas mereka di kota-kota beesar sudah penuh.
"Sudah terlalu padat di Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya. Jadi butuh frekuensi tambahan," kata Rudiantara usai menghadiri perayaan ulang tahun Bukalapak di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (10/1/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria yang kerap disapa Chief RA belum menginformasikan kapan lelang akan digelar. Saat ini teknis pelaksanaan lelang tengah disiapkan.
Ia pun menambahkan untuk frekuensi 2.300 Mhz akan dilelang sebanyak 15 Mhz dari sisa kosong sebanyak 30 Mhz. Sedangkan untuk 2.100 Mhz akan dilelang sebanyak dua blok, masing-masing 5 mhz.
"Untuk 2.300 Mhz akan dilelang 15 Mhz. Setelah konsultasi 15 Mhz dinilai cukup," katanya.
Seperti diketahui, saat ini spektrum 2,1 GHz yang memiliki total lebar spektrum 60 MHz, telah ditempati oleh Tri di blok 1 dan 2 (10 MHz), Telkomsel di blok 3, 4, dan 5 (15 MHz), Indosat di blok 6 dan 7 (10 MHz), serta XL di blok 8, 9, dan 10 (15 MHz).
Sementara blok kanal 11 dan 12 yang tersisa alias masih lowong saat ini, merupakan bekas peninggalan Axis Telekomunikasi Indonesia yang dikembalikan ke pemerintah setelah perusahaannya resmi diakuisisi oleh XL pada 2014 lalu.
Adapun frekuensi 2,3 GHz, dari total 90 MHz di spektrum itu tersedia 30 MHz yang masih bisa diperebutkan. Sisanya telah ditempati Smartfren Telecom (30 MHz secara nasional) dan selebihnya oleh beberapa pemain broadband wireless access (BWA) seperti Internux dengan merek Bolt (berbasis zona wilayah). (afr/yud)