Target itu diungkap Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara saat meresmikan pengoperasian base transceiver station (BTS) pertama di desa Kantuk Asam, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Rabu (28/12/2016).
"Di seluruh wilayah Kalimantan kita butuh 75 site BTS untuk perbatasan. Tapi kalau seluruh perbatasan Indonesia, perlu 250 site BTS," kata menteri yang akrab disapa Chief RA itu usai peresmian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk transmisi backbone, listrik, di seluruh BTS ini, biayanya ditanggung oleh pemerintah. Tiap sites biaya operasionalnya Rp 500 juta per tahun. Operator tinggal bangun radionya saja, kurang lebih modal mereka cuma USD 20 ribu per BTS," kata Rudiantara.
Foto: detikINET/Achmad Rouzni Noor II |
Sebagai informasi, penyediaan BTS oleh Kementerian Kominfo di daerah perbatasan merupakan salah satu program USO (Universal Service Obligation) di bidang telekomunikasi dan informatika yang dibangun dengan menggunakan dana USO yang dikelola oleh Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI).
Direktur Utama BP3TI Anang Latif, menargetkan hingga Desember 2016 akan terbangun 147 BTS dimana 52 BTS di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia tersebar di Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur.
"Sampai pertengahan Desember 2016 sejumlah 20 BTS, sisa 32 BTS lainnya ditargetkan live pada akhir Desember 2016. Total BTS yang akan dioperasikan di seluruh Indonesia mencapai 250 site pada Februari 2017," pungkasnya. (rou/fyk)
Foto: detikINET/Achmad Rouzni Noor II