Menurut pemaparan Telkomsel, hampir 60% dari total poulasi di Indonesia saat ini belum tersentuh layanan perbankan. Hal itu berbanding terbalik dengan jumlah penetrasi seluler yang mencapai 130% dari total populasi.
"Dengan kerjasama layanan keuangan terhubung antara T-Cash dan BTPN Wow! ini, kami ingin masyarakat yang tak tersentuh layanan perbankan bisa mengelola uang lebih baik lagi. Kalau misalnya saudara-saudara kita ini sudah mengerti cara mengelola uang dan ditabung untuk kemudian dijadikan usaha lagi, maka ekonominya istilahnya menjadi profesional lagi," tutur Vice President MFS Operations Telkomsel Rudy Hamdani di desa Karanggan, Jawa Barat, Rabu (5/10/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tempat itu, selain menabung, masyarakat bisa melakukan aktivitas transaksi dan penarikan tunai. Masyarakat juga bisa berbelanja tanpa harus menggunakan uang tunai, yang merupakan bentuk dukungan Telkomsel terhadap percepatan keuangan inklusif (financial inclusion) dan Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) melalui teknologi informasi.
![]() |
"Ada beberapa indikator pemilihan toko, seperti misalnya besaran usaha, omset yang diraih, dan juga sudah berapa lama usaha ini didirikan. Dan yang terpenting adalah kepercayaan. Karena biasanya mereka ini tidak melihat tempat secara fisik, tapi lebih kepada kepercayaan. Misal, mereka akan pilih warung si A, karena sudah percaya, ketimbang warung si B," ungkap Rudy.
Sebagai bagian dari edukasi menabung, dalam uji coba layanan keungan terhubung antara T-Cash dan BTPN Wow!, sebanyak 1.500 penerima manfaat mendapatkan dana senilai Rp 220 ribu. Hanya saja, dana tersebut dibagi menjadi dua.
"Agar masyarakat terbiasa menabung, maka Rp 110 ribu bisa untuk tarik tunai, sisanya bisa tetap disimpan di dalam rekening. Atau mereka juga bisa membelanjakannya di warung yang sudah ditunjuk sebagai agen," terang Rudy.
Senada dengan Rudy, Product and Customer Experience Head BTPN Wow! Achmad Nusjirwan Sugondo mengatakan bahwa ini menjadi langkah awal untuk memudahkan penerimaan bantuan sosial. "Ini menjadi cara mudah masyarakat menerima bantuan sosial untuk terhubung dengan perbankan formal tanpa perlu membuka rekening bank," ujarnya.
Meski sudah dilakukan uji coba beberapa kali, diakui oleh Rudy masih ada beberapa tantangan. Salah satu tantangan datang dari edukasi dan sosialisasi.
"Saya kira tantang terberat datang dari edukasi. Kami tak henti-hentinya memberikan edukasi lewat agen. Tapi alangkah baiknya bila aparat pemerintah seperti Kepala Desa juga bisa ikut memberikan edukasi," pungkasnya. (mag/fyk)