"Sinyalnya susah sekali. Cuma ada di lokasi tertentu di kampung kami, jadi harus jalan jauh," sebut Gideon, warga desa Sosiri, distrik Waibu, Jayapura.
Ia menuturkan cukup banyak warga di kampungnya memang sudah memakai ponsel. Tapi ponsel yang berukuran kecil katanya. Merujuk pada feature phone, bukan smartphone.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kesusahan warga di sana bukan hanya itu. Untuk membeli pulsa pun mereka harus ke kota, tidak ada yang menjual pulsa di desanya. Kota terdekat jaraknya menurut Gideon sekitar 15 kilometer.
Beruntung kata dia sedang dibangun BTS di wilayahnya. Jika sudah selesai, tentu diharapkan akan membuat sinyal berlimpah dan mengurangi kesulitan warga.
"Kalau jalan sama angkutan di desa kami memang sudah lancar. Hanya tolong sinyalnya diperkuat saja," begitu harapan Gideon yang berbincang dengan detikINET di sela festival Destika 2016.
![]() |
Hal yang kurang lebih sama diutarakan oleh Lois, warga desa Sabronyaru di Sentani Barat. Namun pemuda yang juga relawan TIK yang bertugas melatih komputer warga desa itu mengaku lebih beruntung.
"Sudah ada internet walau cuma Telkomsel dan kadang juga byar pet," tutur dia. "Yang pakai smartphone juga sudah ada walau masih canggung pakenya,"
Sayangnya ya itu, internet kurang stabil dan hanya bisa menggunakan satu provider. Harapan pun disampaikannya pada mereka yang berwewenang.
"Ya kalau bisa operator lainnya juga ada internet. Dan paling penting itu internetnya semoga dapat semakin kencang dan stabil," ujarnya.
Itu akan membantu tugasnya melatih ilmu TI ke warga desa. Apalagi sekarang sedang berlangsung program membuat website untuk desanya. Website yang rencananya akan membantu promosi produk produk yang dihasilkan di sana.
"Selain itu asyik juga kalau bisa disediakan WiFi. Jadinya penduduk bisa banyak akses ke situs berguna semacam mbah Google. Papua juga ingin maju," pungkas Lois. (fyk/ash)