Demo Lagi, Ini Tuntutan Mantan Karyawan BTel
Hide Ads

Demo Lagi, Ini Tuntutan Mantan Karyawan BTel

Adi Fida Rahman - detikInet
Selasa, 27 Sep 2016 13:13 WIB
Foto: detikINET/Adi Fida Rahman
Jakarta - Terik matahari meski hari terbilang masih pagi tidak menyurutkan puluhan mantan karyawan Bakrie Telecom (BTel) melakukan aksi demo. Dengan semangat mereka menyuarakan tuntutan agar Komisaris Utama BTel Anindya Bakrie melunasi pesangon yang tertunggak.

Demo kali ini merupakan lanjutan dengan aksi serupa yang berlangsung 16 Agustus lalu. Jumlah massa yang ikut tidak jauh berbeda dari sebelumnya, yakni sekitar 50 orang. Demikian pula tuntutan yang mereka suarakan.

Mengenakan kaos putih, rombongan yang mulai berorasi sekitar pukul 10.30 WIB ini menyampaikan tiga tuntutan. Pertama, pembayarkan pesangon yang tertunda dan membayarkan dengan tepat waktu. Hingga saat ini, pihak BTel masih berhutang empat cicilan pada mantan karyawan yang dipensiunkan dini pada Desember 2015.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selepas demo kemarin, mereka sempat membayar cicilan kelima. Tapi hanya 33% saja. Masih ada keenam, ketujuh, kedelapan dan dua hari lagi jatuh tempo cicilan kesembilan," ujar Syamsir Mohan, koordinator demo saat ditemui detikINET di lokasi kejadian, Selasa (27/9/2016), depan Wisma Bakrie, Jl. Rasuna Said, Jakarta.

Selain itu, mereka pun meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memeriksa Btel. Sebagai perusahaan terbuka, Btel pasti memberikan laporan ke OJK, termasuk soal demo yang telah terjadi.



"Biasanya setelah demo, OJK akan nanya ke Btel sebagai pengawas. Jangan sampai OJK percaya saja dengan yang disampaikan Btel. Memang September lalu setelah demo mereka membayar cicilan, tapi 33%. Itupun cicilan kelima," jelas Syamsir.

Lebih lanjut, Syamsir meminta agar pihak manajemen Btel jangan memecah belah mantan karyawan. Peringatan ini disampaikannya bukan tanpa sebab. Syamsir mengatakan ada indikasi manajemen Btel melakukan tindakan tersebut.

Dia mengatakan, beberapa waktu lalu sejumlah mantan karyawan diajak bertemu dengan pihak manajemen. Mereka diminta untuk tidak mengikuti demo kali ini.

"Lucunya yang diundang itu mantan karyawan yang tidak vokal dan dilakukan secara diam-diam. Nah mantan karyawan yang diundang itu menceritakan pada kami," cerita Syamsir.

Agar tidak berlarut-larut, Syamsir meminta Anindya mau bertemu dengan para mantan karyawan Btel. Karena ditangannya semua keputusan bermuara.



Menanggapi pernyataan Anindya saat RUPS PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) yang menyatakan semua urusan pesangon di serahkan pada pihak manajemen Btel, Syamsir mengatakan jika kembali bertemu dengan pihak manajemen akan sia-sia saja, sebab mereka tidak dapat mengambil keputusan.

"Nah kita bingung nih kenapa Pak Anindya mengatakan begitu. Apa ia yang menghindar atau manajemen yang tidak capable. Jadi kami balik bertanya ke pak Anindya," kata Syamsir.

Permasalahan ini sejatinya bisa diselesaikan dengan mudah, cukup Anindya mau bertemu dengan para mantan karyawan Btel. Karena dari sana bisa terlihat itikad baik dari Komisaris Utama Btel itu.

"Di situ ketahuan Anindya mau bayar atau tidak ini yang kita tunggu. Kalau dia gentleman harusnya berani memutuskan," tegas Syamsir

"Seandainya ada keputusan yang jelas dari Anindya, maka niscaya tidak ada temen-teman yang demo. Aksi ini lebih pada kami menuntut hak kami yang telah dijanjikan," timpal Rizky, mantan karyawan bagian IT Btel yang dikut berdemo.

Aksi demonstrasi saat ini sudah selesai. Setelah menyampaikan tuntutannya, massa terlihat membubarkan diri sekitar pukul 11.00 WIB. (afr/rns)