Para operator yang menjadi tenant Mitratel di 33 ibukota propinsi dan 100 kota pendukung itu antara lain Telkomsel, Indosat Ooredoo, XL Axiata, Hutchison 3 Indonesia (Tri), dan Internux (Bolt First Media).
Menurut David Bangun, CEO Mitratel, pihaknya mulai terjun berinvestasi di layanan smartpole sejak 2012 lalu dengan pembangunan di Area Sentul, Bogor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tren penggunaan jaringan smartpole juga didorong peningkatan tren pengunaan broadband internet di area perkotaan, dan hal ini menjadi daya tarik bagi operator seluler untuk berlomba-lomba meningkatkan kualitas layanan khususnya layanan pita lebar dengan menambah densitas coverage.
"Dari yang sebelumnya menggunakan macro pole seperti menara base transceiver station (BTS) sekarang beralih kepada smartpole yang didukung dengan jaringan serat optik," papar David.
Smartpole adalah infrastruktur menara dengan ketinggian kurang dari 20 meter sehingga dikenal dengan istilah micropole dan sangat sesuai dengan kondisi area perkotaan karena membutuhkan ruang yang efisien, mudah dibangun dan ramah lingkungan.
Dalam ekspansi jaringannya, Mitratel juga bekerja sama dengan berbagai perguruan tinggi dan pemda maupun pemkot untuk mendukung program smart city.
Selain itu, Mitratel juga membangun smartpole untuk mendukung smart industrial park di berbagai kawasan industri, sehingga mereka pada akhirnya 1000 smartpole yang dimiliki sudah semuanya dimanfaatkan oleh para operator seluler. (rou/ash)