Sebagai informasi, carrier aggregation memungkinan operator 4G menggandakan kecepatan data yang disodorkan ke pengguna. Umumnya operator menggunakan lebih dari satu frekuensi untuk menjalankan carrier aggregation.
Contohnya, ketika pengguna hanya tersambung di frekuensi 2300 MHz maka kecepatan maksimal yang bisa diperolehnya adalah 150 Mbps. Saat carrier aggregation diaktifkan, operator bisa menggandakan kecepatan tersebut dengan menggabungkannya dengan frekuensi lain yang juga dimiliki, misalnya 850 MHz.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Smartfren adalah salah satu operator 4G yang telah mengimplementasikan carrier aggregation. Tapi konsep yang digunakan agak berbeda, sebab Smartfren menjalankan carrier aggregation hanya dengan satu frekuensi.
"Banyak pertimbangan kami menentukan demikian, tapi akhirnya kami memanfaatkan dua blok kanal yang kami miliki di frekuensi 2300 MHz," kata Munir Syahda Prabowo, VP Network Smartfren, di restoran Ocha & Belle, Morissey, Kebon Sirih, Jakarta.
Smartfren sendiri sebenarnya punya dua frekuensi yang bisa digunakan, yakni 850 Mhz dan 2300 MHz. Namun kanal paling luas ada di 2300 MHz yang sebesar 20 MHz dan 10 Mhz. Jadilah Smartfren memaksimalkan dua blok kanal tersebut menggunakan carrier aggregation.
Praktis, ponsel apapun yang berjalan di jaringan 2300 MHz Smartfen secara otomatis merasakan benefit carrier aggregation. Munir mengklaim carrier aggregation Smartfren tersebut mampu menembus angka sekitar 180 Mbps.
Lebih lanjut, implementasi carrier aggregation Smartfren ternyata sudah dilakukan secara komersial. Artinya pengguna sudah bisa merasakan teknologi ini, bahkan operator ini mengatakan kota-kota besar sudah kebagian semuanya.
"Kota-kota besar rata-rata pakai band 40 (2300 MHz) dan band 5 (850 MHz). Kalau secara total, sudah sebagian jaringan Smartfren yang mengadopsi dual band itu. Cuma beberapa wilayah yang masih pakai satu band, seperti Lampung. Tapi seiring waktu semua akan dual band," timpal Sukaca Purwokardjono, Division Head Smartphone Business Smartfren. (yud/ash)