Seperti diketahui, bicara 4G artinya bicara kecepatan internet yang semakin cepat. Keuntungan internet cepat adalah tumbuhnya layanan atau aplikasi yang memanfaatkan kelebihan tersebut. Saat ini Indonesia memang berada di proses perluasan infrastruktur, namun Menkominfo menekankan agar pengembangan aplikasi juga digeber.
"Bagaimana (caranya membuat) konsumen bikin aplikasi-aplikasi. Karena aplikasi ini yang justru akan membayar dari pemanfaatan 4G LTE," ujar Rudiantara di acara Indonesia LTE Conference yang digelar di Balai Kartini, Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apalagi menurut Dian Siswarini, CEO XL Axiata, adaptasi 4G terbilang sangat cepat kalau dibandingkan ketika pertama kali 3G diperkenalkan. Ditambah lagi handset yang mendukung 4G juga sudah gampang ditemui di pasaran.
"Bahkan ada yang (harganya) di bawah USD 100. Tapi dampaknya untuk sektor bisnis memang belum begitu terasa, sebab kami memang masih membangun awareness (4G)," kata Dian.
Terkait hal itu, Rudiantara menambahkan kecepatan operator mengimpelementasikan 4G memang berbeda-beda. Ada yang cepat, ada juga yang kurang cepat. Alasannya karena banyak hal yang harus dipikirkan selain sekadar membangun infrastruktur, misalnya soal ketersediaan perangkat yang mendukung.
"Salah satu (tantangannya) dari device. Tapi diharapkan tahun depan (2017-red) ponsel 4G bakal banyak, makanya kami jalankan aturan TKDN 30%. Tapi tidak sepenuhnya hardware, karena kalau begitu produsen bakal membandingkan dengan negara lainnya. Misalnya di Laos, berapa kalau investasi di sana, berapa insentif pajak yang didapat," jelas Rudiantara.
Acara Indonesia LTE Conference sendiri mengangkat tema '4G LTE: Unfinished Business', yang tujuannya mencari jalan keluar atas berbagai permasalahan yang timbul seiring komersialnya teknologi 4G LTE di Indonesia. Selain itu acara ini juga diharapkan bisa menggali berbagai potensi yang ada demi menuju Indonesia yang bersahabat dengan adaptasi teknologi.
(yud/fyk)