Kenaikan ini di antaranya didorong oleh pertumbuhan pendapatan penggunaan layanan utama (voice, SMS, data dan VAS) sebesar 5% YoY, serta dari pencapaian kinerja untuk layanan data naik 23% QoQ.
Presiden Direktur dan CEO XL Axiata Dian Siswarini berharap ini menjadi momentum untuk terus melanjutkan agenda transformasi perusahaan yang masih berlangsung hingga saat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peningkatan tersebut merupakan hasil dari upaya XL untuk lebih menfokuskan pada pelanggan-pelanggan yang produktif dan juga upaya untuk meningkatkan profitabilitas dari portofolio produk dan layanan yang ada. Ini juga merupakan peningkatan EBITDA dan EBITDA margin selama empat kuartal berturut-turut.
4G LTE merupakan kunci utama dari strategi XL untuk menjadi yang terdepan dalam penyediaan layanan mobile internet guna memenuhi kebutuhan pelanggan terhadap layanan Internet kecepatan tinggi. Selama kuartal pertama tahun 2016, XL telah membangun 3.286 BTS 4G, dengan cakupan mencapai lebih dari 36 kota/wilayah di Indonesia.
XL juga terus melakukan investasi membangun lebih dari 18.000 BTS 3G guna meningkatkan kualitas dan cakupan layanan data, sehingga sampai dengan akhir Maret 2016, XL telah memiliki sebanyak 59.040 BTS.
Meningkatnya penggunaaan 4G LTE dan ponsel yang memiliki kemampuan akses data sangat mendorong adanya peningkatan trafik layanan Data. Di kuartal pertama 2016, trafik layanan data tumbuh 94% YoY, dengan total pengguna layanan data mencapai 22,8 juta atau 54% dari total jumlah pelanggan XL.
Pertumbuhan smartphone yang terus berlanjut juga turut mendorong meningkatnya penggunaan layanan Data di Indonesia. Hingga akhir kuartal pertama 2016, laju penetrasi pengguna smartphone di XL mencapai 48% dari total penetrasi. Pengguna smartphone di XL mengalami pertumbuhan sebesar 19%YoY dan mencapai sebesar 20,5 juta pengguna.
XL juga telah membelanjakan Rp 1,1 trilun belanja modal untuk memperluas infrastruktur layanan data dan layanan mobile, dengan sumber dana berasal dari internal. Total hutang mengalami penurunan dari Rp 30,2 triliun menjadi Rp 25,2 tiliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, sehingga hutang bersih/EBITDA juga mengalami penurunan dari 2,8x menjadi 2,6x
Untuk periode kuartal pertama 2016, XL mencatat laba bersih sebesar Rp 20 miliar karena adanya penguatan rupiah terhadap USD. XL juga mengklaim berhasil meneruskan rangkaian program inisiatif "Balance Sheet Management" (Pengelolaan Neraca Keuangan) guna mengurangi dampak fluktuasi nilai mata uang asing (Forex).Β
Penerbitan saham baru (Right Issue) yang diumumkan untuk membayar hutang USD ke Axiata serta penjualan 2.500 menara ke Protelindo senilai Rp 3,6 triliun untuk membayar hutang dalam rupiah telah disetujui oleh pemegang saham. Dengan selesainya kedua hal tersebut di semester pertama 2016, akan membuat kinerja XL berada pada kondisi yang sama seperti sebelum mengakusisi Axis. (ash/fyk)