"Telkomsel semakin trengginas saja menggelar 4G. Saya mengapreasiasi dan ucapkan selamat kepada Telkomsel dan berharap Telkomsel semakin cepat lagi menggelar 4G di seluruh Indonesia," ujar menkominfo lewat rekaman video untuk menyambut peluncuran Telkomsel 4G Nation di Central Park, Jakarta, Sabtu (16/4/2016).
Telkomsel 4G Nation sendiri merupakan tagline yang dipilih anak usaha Telkom itu untuk merayakan pencapaian penggelaran layanan 4G LTE di lebih dari 100 kota yang tersebar di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara serta Papua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Target kita tahun ini punya 12 juta pelanggan 4G. Mungkin kalau kita mendapatkan tambahan frekuensi dari tahun lalu, dalam dua tahun (penggelaran jaringan 4G di seluruh Indonesia) sudah selesai," ujar Ririek dalam acara peluncuran Telkomsel 4G Nation di Central Park, Jakarta, Sabtu (16/4/2016) malam.
Ia menambahkan, layanan 4G Telkomsel mendapat respons positif dari masyarakat dimana tingkat pertumbuhan pengguna berlipat hingga 12 kali lipat.
Menkominfo sendiri sejatinya dijadwalkan hadir dalam acara tersebut, namun urung tercapai sehingga kehadirannya diwakilkan oleh Plt Dirjen Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Kominfo Basuki Yusuf Iskandar. Meski demikian, Rudiantara memberikan pesan-pesannya melalui video yang sudah direkam beberapa waktu sebelumnya. Β
Dalam rekaman video tersebut, selain menyebut ekspansi 4G Telkomsel trengginas, Rudiantara juga kembali mengingatkan soal misi broadband Indonesia di tahun 2019 yang ingin sejajar dengan Singapura.
Dimana untuk menempuh target tersebut ada tiga pilar yang harus disiapkan: device, network dan aplikasi. "Kita harus bergerak cepat, 4G bakal terus digeber. Pemerintah juga sudah keluar dengan proyek Palapa Ring sehingga di tahun 2019 seluruh kota kabupaten sudah terkoneksi broadband," kelas menkominfo.
Dari sisi device, aturan Tingkat Kandungan Dalam Negeri untuk ponsel 4G yang beredar di Indonesia sudah dicanangkan dari jauh-jauh hari, sehingga pada Januari 2017 besarannya sudah mencapai 30%.
"Fokus kita gak cuma hardware, tapi juga software. Karena kalau hardware doang kita cuma bakal diadu oleh global vendor untuk tinggi-tinggian spesifikasi," Rudiantara.
Terakhir soal aplikasi dimana implementasinya bisa menyentuh berbagai sektor. Memang, di kota besar saat ini tengah demam e-commerce, dimana nilainya bisa menyentuh angka USD 130 miliar pada tahun 2020.
Namun Rudiantara juga mengingatkan aplikasi juga bisa dioptimalkan dalam dunia yang kerap dipandang jauh dari teknologi, seperti sektor pertanian.
Hal inilah yang baru saja digenjot oleh pemerintah lewat program Desa Broadband. "Jika dulu ada yang namanya penyuluh pertanian lapangan, maka sekarang secara virtual. Jadi selama ada jaringan bisa konsultasi. Bisa nanya soal pupuk, soal cara menanam. Ini jadi satu forum. Jadi tak bisa dihindarkan banyak aplikasi di berbagai sektor," pungkas Rudiantara. (ash/ash)