Apa Kabar Balon Google di Langit Indonesia?
Hide Ads

Apa Kabar Balon Google di Langit Indonesia?

Ardhi Suryadhi - detikInet
Rabu, 16 Mar 2016 17:24 WIB
Foto: detikINET/Ardhi Suryadhi
Jakarta - Tiga operator seluler Indonesia — Telkomsel, Indosat dan XL Axiata — sudah meneken kesepakatan untuk melakukan uji teknis balon internet Google. Lantas, sudah sejauh apa progresnya?

Vice President Technology and System Telkomsel Ivan Cahya Permana mengungkapkan, progres yang dilakukan Telkomsel terkait uji teknis balon internet Google lumayan cepat. Dimana sekarang sudah masuk ke tahap persiapan uji terbang.

Hanya saja, uji terbang yang dimaksud tak bisa langsung dilakukan. Sebab, harus menunggu perizinan dari Kementerian Perhubungan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena pengoperasian balon ini kan juga harus berkoordinasi dengan ATC (Air Trafic Control), jadi kalau ada apa-apa bisa langsung koordinasi," ungkapnya saat dihubungi detikINET, Rabu (16/5/2016).  

Telkomsel memilih wilayah Kalimantan untuk coba menerbangkan balon yang dikenal dengan nama Project Loon ini. Pengujian ini nantinya direncanakan juga bakal mengetes layanan LTE yang dipancarkan dari balon tersebut.

"Untuk sekarang baru satu spot. Tidak bersamaan dengan operator lain, mereka (Indosat dan XL-red.) di tempat lain pengujiannya," lanjut Ivan.

Sementara Tri Wahyuningsih, General Manager Corporate Communication XL Axiata mengatakan bahwa progres uji teknis balon internet Google dan XL masih terus berlangsung. Dimana saat ini masih sebatas penentuan lokasi testing.

"Survei sudah selelsai, karena lokasi yang dipilih itu kita sesuaikan dengan arahan pemerintah untuk mendukung ekonomi maritim," kata Ayu, panggilan akrabnya.

Selain penentuan lokasi, uji teknis yang ditempuh XL juga sudah masuk tahap design interoperability testing. Memang, fase ini belum masuk tahap uji coba secara fisik.

"Karena peralatan kan belum datang semuanya, target kita di kuartal III untuk uji fisik," ujarnya.

"Semoga perizinan semua lancar, jadi bisa sesuai estimasi. Karena ini kita testingnya masih di lab, belum secara fisik. kalau secara fisik barangnya juga belum datang, dan izinnya nanti juga macam-macam, seperti izin Kemenhub, soal frekuensi, jadi masih banyak," Ayu melanjutkan.

Sayang, Ayu belum bisa menyebut secara pasti wilayah mana yang akan dipilih untuk melakukan uji teknis balon internet Google oleh XL. Yang pasti, area tersebut dapat mendukung ekonomi maritim yang diperkirakan berada di Indonesia Tengah atau Timur.

Adapun Indosat Ooredoo kurang lebih sama dengan XL. Seperti dijelaskan Head of Communication Indosat Ooredoo Adrian Prasanto, uji teknis balon Google baru bakal live pada kuartal III 2016. Sulawesi jadi lokasi yang dipilih operator yang identik dengan warna kuning merah ini.

"Untuk uji teknis belum kita lakukan. Saat ini masih dalam tahap interoperability test," lanjutnya saat dikonfirmasi detikINET, Rabu (16/5/2016).

Sebelumnya, Presiden Direktur dan CEO Indosat Ooredoo Alexander Rusli menyatakan balon internet Google telah mengudara sejak Januari lalu untuk pengujian teknis di Indonesia. "Loon sudah mengudara sejak Januari kemarin untuk uji coba teknis. " ujar pria yang kerap disapa Alex ini.

Namun terkait ini, Pras — sapaan akrab Adrian Prasanto — mengklarifikasi bahwa uji terbang tersebut bukan dilakukan oleh Indosat. Melainkan dari pihak Google tanpa melibatkan operator.
Kerja sama untuk menerbangkan balon Google telah disepakati bersama Telkomsel, Indosat, dan XL Axiata saat mengunjungi markas Google, akhir November 2015 lalu. Balon Google itu rencananya akan menyebarkan sinyal 4G lewat udara di spektrum 900 MHz.

Balon Google ini nantinya akan terbang dan bergerak mengelilingi Indonesia di atas ketinggian 20 kilometer dengan radius pancaran sinyal 40 kilometer. Sinyal yang dihantarkan merupakan sinyal seluler 4G LTE dengan base station buatan Google sendiri.
Sementara menurut Dian Siswarini, Presiden Direktur dan CEO XL Axiata, balon itu bisa terbang selama 150 hari di angkasa. Sebelum balon itu kempis, pihak Google akan mengarahkan lokasi pendaratan balon tersebut di daratan kosong, bukan di lautan, agar perangkat radio pemancarnya bisa diambil dan dimanfaatkan lagi.

Dian menjelaskan radio pemancar yang menempel di balon itu disediakan oleh Google, yang telah didesain khusus agar tahan terhadap air sampai angin kencang. Sementara itu, radio pada balon itu tetap terhubung dengan menara pemancar di darat milik operator seluler.

Dalam catatan, Google sendiri mengkalkulasi, Indonesia membutuhkan sekitar 6.000 balon jika ingin seluruh area Nusantara kebagian sinyal dari atas balon udara. Namun menurut Presiden Direktur dan CEO Indosat Alexander Rusli, yang diuji coba tak akan sebanyak itu.

"Balon yang dikirim ke atas ratusan, bikin ring keliling bumi, ribuan kaki di atas bumi. Nah, balon yang akan dipakai di Indonesia itu yang pas lewat di atas Indonesia saja," kata Alex dalam kesempatan berbeda di kantor Indosat. (ash/fyk)