Telkom, Indosat, XL Tak Menang Palapa Ring, Ini Kata Menkominfo
Hide Ads

Telkom, Indosat, XL Tak Menang Palapa Ring, Ini Kata Menkominfo

Achmad Rouzni Noor II - detikInet
Selasa, 26 Jan 2016 19:05 WIB
Foto: Anggoro Suryo Jati/detikINET
Jakarta - Tender proyek Palapa Ring untuk paket pengerjaan sisi barat dan tengah menghasilkan kejutan karena tak ada nama besar seperti Telkom, Indosat Ooredoo, dan XL Axiata, sebagai pemenang. Menkominfo Rudiantara mengaku punya alasan kuat untuk itu.

"Pemenang tender ya nggak harus big player terus, tapi new player yang Indonesia. Karena ini kan jaringan tertutup," jelas menteri yang akrab disapa Chief RA itu saat ditemui di ruang serbaguna Kominfo, Jakarta, Selasa (26/1/2016).

Menurutnya, karena ini hanya jaringan telekomunikasi tetap tertutup, investasinya tidak sebesar jaringan bergerak seluler yang setiap tahunnya harus keluar uang setidaknya di atas Rp 10 triliun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini kan investasinya cuma tiga tahun pertama setelah itu operasi. Jadi beda, ini skalanya lebih kecil. Ini affirmative policy untuk lokal, ya keberpihakannya di sini. Makanya dari awal harus Indonesia," ujarnya.

"Asing ya boleh saja, tapi mayoritas harus Indonesia. Dari awal saya bilang begitu. Sebetulnya kalau bicara telekomunikasi kita sih 65% boleh asing. Tapi sekarang nggak lah," papar Rudiantara lebih lanjut.

Seperti diketahui, dalam pengumuman sebelumnya, Kominfo menyatakan untuk paket barat dimenangkan oleh Konsorsium Moratel – Triasmitra. Sementara untuk paket tengah dimenangkan oleh Konsorsium Pandawa Lima.  

Paket barat menjangkau wilayah Riau dan Kepulauan Riau (sampai dengan Pulau Natuna) dengan total panjang kabel serat optik sekitar 2.000 km. Ditaksir nilai penngerjaan proyek ini sekitar USD 40,39 juta.

Konsorsium Moratel-Triasmitra terdiri atas PT Moratelematika Indonesia (Moratel) dengan kepemilikan saham 90% dan  PT Ketrosden Triasmitra dengan kepemilikan saham 10%.

Dua perusahaan ini sebelumnya telah menggarap pembangunan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Jakarta-Bangka-Batam-Singapura (SKKL B3JS).

Di bisnis pembangunan SKKL dan kabel optik, nama Moratel salah satu yang diperhitungkan di industri selain Telkom. Moratel didirikan tahun 2000 oleh pengusaha Galumbang Menak Simanjuntak. Proyek perdana yang ditanganinya adalah membangun jaringan internasional Jakarta-Batam-Singapura melalui microwave dengan kapasitas 2xSTM-1.

Sementara untuk paket tengah yang dimenangkan konsorsium Pandawa Lima akan mengerjakan infrasatruktur di wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara (sampai dengan Kep. Sangihe-Talaud) dengan total panjang kabel serat optik sekitar 2.700 km. Ditaksir nilai proyek ini USD 47,08 juta.

Pandawa Lima terdiri atas PT LEN sebagai Ketua Konsorsium dengan porsi kepemilikan 51%, PT Teknologi Riset Global Investama (TRG) dengan  porsi kepemilikan 34%, sisanya  PT Sufia Technologies, PT Bina Nusantara Perkasa (BNP), dan PT Multi Kontrol Nusantara dengan porsi kepemilikan di konsorsium masing-masing 5%.

Sejatinya, LEN dan TRG bukan nama baru di industri telekomunikasi. Keduanya pernah menjajal untuk membangun perangkat Broadband Wireless Access (BWA) beberapa tahun lalu.

Sekadar diketahui, Proyek Palapa Ring adalah proyek pembangunan infrastruktur jaringan tulang punggung serat optik nasional yang ditujukan demi pemerataan akses broadband  di Indonesia.

Dalam proyek ini yang dilayani adalah daerah non-financially feasible dimana pemerintah berperan menyediakan penjaminan dan merupakan proyek Public Private Partnership (PPP) pertama di sektor telekomunikasi.

Target penyelesaian Proyek Palapa Ring pada akhir tahun 2018. Pada 1 Januari 2019 mulai beroperasi sepenuhnya. Dengan masih terbukanya pengerjaan untuk paket timur, nama-nama besar seperti Telkom, Indosat Ooredoo, XL Axiata, masih mungkin jadi pemenang, atau bahkan, lagi-lagi jadi pecundang. (rou/ash)
Berita Terkait