Kiprah seluler 4G LTE di Indonesia memang baru seumur jagung. Bahkan belum sampai setahun beroperasi oleh Telkomsel, XL Axiata, dan Indosat. Namun dalam beberapa tahun ke depan, layanan mobile broadband ini bakal 'meledak'.
Ericsson, vendor jaringan yang ikut menyuplai teknologi 4G kepada tiga operator itu, sudah punya hitung-hitungan proyeksi tentang masa depan layanan mobile broadband seluler generasi keempat itu.
Di akhir 2015 ini, 4G dengan teknologi Long Term Evolution (LTE) disebut akan menembus angka 6 juta pengguna atau sekitar 2% dari total pelanggan seluler di Indonesia yang diperkirakan mencapai 353 juta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lonjakan pesat dalam tiga tahun ke depan itu dikarenakan jalan tol untuk 4G telah terbuka lebar. Dari yang tadinya cuma mengandalkan total 15 MHz oleh tiga operator tersebut di frekuensi 900 MHz, kini jadi lebih lebar lagi karena ada lima operator yang mengoperasikannya di 1.800 MHz dan 2,3 GHz.
"Faktor lain yang ikut mendorong lonjakan 4G adalah semakin murahnya harga handset. Dari yang saat ini termurah USD 80 (sekitar Rp 1 juta), dalam waktu dekat akan terus turun menjadi USD 50 (sekitar Rp 700 ribu)," ujarnya di Marche, Plaza Senayan, Jakarta, Kamis (3/12/2015).
Dalam proyeksi Ericsson Mobility Report terbaru, total pengguna smartphone di Indonesia dari 39% di akhir 2015 ini menjadi 70% di akhir 2018 nanti. Lonjakan pengguna 4G jelas membuat trafik data ikut 'meledak' juga.
Dalam catatan Ericsson di kuartal ketiga 2015 ini, Telkomsel menyalurkan trafik data 342 Petabytes, Indosat 142 Petabytes, dan XL 129 Petabytes. Sehingga, total data trafik dari tiga operator itu saja telah menembus 613 Petabytes.
"Itu sebabnya, pemerintah dan regulator di Indonesia harus siap-siap mencari alokasi frekuesi baru. Mereka harus bisa lihat tren ledakan data dalam 10 tahun ke depan," pungkas Jul yang baru 13 bulan tinggal di Indonesia.
(rou/fyk)