Di sekitar kawasan Kota Medan misalnya. Dari sejak dirilis di bulan Agustus 2015, jaringan 4G LTE Smartfren bisa dikatakan berjalan stabil di kota Medan hingga ke Pematang Siantar. Padahal, ketika berbicara mengenai potensi pengguna data, mungkin tidak sebesar kota-kota besar.
Namun, Munir Syahda Prabowo selaku Head of Network Special Project Smartfren menjelaskan bahwa ada beberapa alasan mengapa Smartfren bersedia untuk menggelar jaringan 4G LTE hingga ke pelosok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua, lanjut Munir, adalah dukungan terhadap industri pariwisata dan kreatif di Indonesia. Salah satunya dengan menggelar layanan 4G LTE di Danau Toba, Sumatera Utara.
Lantas apakah dengan menggelar 4G hingga ke pelosok Smartfren bisa balik modal? Sebab untuk menggelar layanan internet mobile cepat itu dibutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Di kesempatan yang sama, Head of Brand and Marcomm Smartfren Derrick Surya mengatakan bahwa Smartfren mengalokasikan belanja modal senilai USD 500 juta untuk ekspansi 4G. Dari total USD 500 juta tadi, Derrick memperkirakan baru terserap USD 300 juta hingga akhir tahun 2015.
"Kalau ditanya soal untung kami yakin bahwa suatu saat bisa return. Tapi untuk saat ini kami tidak terlalu memikirkan hal tersebut. Yang terpenting adalah terus berekspansi," ucap Derrick.
(mag/ash)