"Terus terang saya surprise juga ternyata CDMA masih ada peminatnya. Nasional masih ada. Jabodetabek kontribusi secara nasional itu 40%. Itu masih besar," ungkap Roberto Saputra, Direktur/Chief Brand Officer Smartfren saat berbincang dengan sejumlah media di Seoul, Korea Selatan.
CDMA Smartfren sendiri dipastikan belum ada rencana untuk dimatikan, jadi masih akan di-maintain selama permintaannya masih ada. Namun tak ada lagi ekspansi lanjutan dan hanya disediakan alokasi 5 MHz di rentang frekuensi 850 MHz. Sementara fokus bisnis Smartfren sepenuhnya kini tercurah pada 4G LTE, yang baru diluncurkan pada 19 Agustus 2015.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Latar belakang user yang melirik handset 4G dan CDMA itu memiliki perbedaan. Pengguna CDMA itu disebut sebagai pelanggan yang loyal dan merupakan seorang pengguna media sosial yang ringan dan basic services, dengan Average Revenue Per User (ARPU) sekitar Rp 25-30 ribu per bulan.
"Jadi orang yang mengganti dan membeli handset CDMA itu yang ponselnya rusak. Sedangkan orang yang beli handset 4G itu memang dia mau upgrade," ujarnya.
Kesetiaan pengguna CDMA salah satu contohnya juga bisa ditemui di Korea Selatan, sebagai negara dengan adopsi 4G paling cepat di dunia. Disebutkan Roberto, 70% pelanggan layanan operator LG U+ sudah bermigrasi ke 4G. Tetapi ada 25% pelanggan lainnya yang masih setia dengan layanan CDMA.
"Bahkan di Korea. Jadi mereka bilang, ini ada orang-orang yang sudah ditawari apapun tetap tak mau pindah. Karena sudah senang, devicenya mungkin sudah 5 tahun gak ganti-ganti. Di Korea itu ada di pelanggan operator LG U+. Di sana kita cek juga, kan mereka transisi dari CDMA ke 4G, itu ada yang 25% masih pengguna CDMA," Roberto mengungkapkan.
Sampai akhirnya operator LG U+ menggunakan cara tegas untuk memaksa migrasi pelanggannya tersebut. "Kita tanya, kalau mereka gak mau pindah juga ke 4G, mungkin akan dimatikan. Akhirnya mereka menggunakan cara hard migration (dipaksa), karena gak mau pindah-pindah," lanjutnya.
"Di kita ada orang-orang yang seperti itu (setia dengan CDMA-red.). Makanya CDMA Smartfren tetap di-maintain dulu. Karena 4G kan baru, orang masih banyak yang belum tahu, perangkatnya juga kan masih mahal. Sampai edukasi sudah ada dan konsumen merasakan benefit value seperti apa, baru akan mulai shifting," tandas Roberto.
(ash/fyk)