Presiden Director & CEO XL Axiata Dian Siswarini mengungkapkan permasalahan utama menghadirkan infrastruktur di daerah perbatasan adalah keterbatasan di sisi transmisi dan backbone.
"Kita banyak mengandalkan VSAT untuk backbone di remote area, belum lagi untuk membangun infrastruktur menara dan lainnya," ungkapnya di Sinabang, Minggu (4/10/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dian mengharapkan, jika pemerintah bisa merealisasikan proyek serat Palapa Ring dengan konsep yang menarik bagi investor, maka pembangunan akses di kawasan perbatasan akan lebih marak karena investasi menjadi murah.
"Palapa Ring bisa membuat biaya membawa paket data menjadi murah. Kunci berhasilnya akses telekomunikasi itu jika ada alasan menggunakan untuk hal yang berguna. Dengan layanan data kita bisa hadirkan banyak aplikasi untuk daerah perbatasan yang bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat," harapnya.
Menkominfo Rudiantara dalam kesempatan yang sama juga berharap program Palapa Ring bisa memerdekakan pulau-pulau terluar Indonesia dari kesenjangan akses broadband.
"Nanti dengan program Palapa Ring kita juga akan tarik kabel laut dari Simeulue. Sehingga, kita bisa ikut memberikan dukungan akses untuk pertahanan virtual," lanjut Rudiantara.
Menteri mengatakan, saat ini masih ada sekitar 50-60 ibukota kabupaten dan kotamadya (IKK) yang belum tersentuh broadband. Namun diharapkan, dengan Palapa Ring nanti, kota-kota tersebut -- khususnya pulau terluar -- sudah kebagian broadband paling lambat 2018.
"Program ini pasti jalan karena pemerintah akan turun langsung. Kami akan berikan subsidi kepada para pemenang tender Palapa Ring ini," jelasnya.
Program Palapa Ring sendiri kembali dijalankan digeber baru-baru ini setelah mandek 10 tahun. Tercatat sudah ada delapan perusahaan yang telah lolos tahap prakualifikasi proyek pembangunan jaringan tulang punggung serat optik senilai USD 230,64 juta itu.
Tiga dari delapan perusahaan yang lolos tahap prakualifikasi ini merupakan operator telekomunikasi yakni Telkom, Indosat, dan XL Axiata. Selain itu, ada beberapa konsorsium gabungan beberapa perusahaan.
Kedelapan perusahaan yang lolos tersebut dibagi menjadi tiga kelompok sesuai dengan pembagian tiga paket proyek Palapa Ring jilid II yakni Paket Barat, Paket Tengah dan Paket Timur.
Pada paket Barat yang mencakup lima kabupaten/kota di Indonesia Barat dengan bentangan serat optik di laut sepanjang 1.122 km dan diestimasi menelan biaya sebesar USD 40,39 juta, akan diikuti oleh enam perusahaan yakni iForte Solusi Infotek, Indosat, Konsorsium Mora Telematika IndonesiaβKetrosden Triasmitra, Konsorsium Super Sistem UltimaβHuawei, Telkom, dan XL.
Pada paket Tengah yang meliputi 17 kabupaten/kota di Indonesia bagian barat dengan bentangan serat optik di darat serta laut sepanjang 1.676 KM, diestimasi akan menelan dana USD 47,08 juta akan diikuti oleh enam perusahaan yakni PT iForte Solusi Infotek, PT Indosat Tbk, Konsorsium Pandawa Lima, Konsorsium Super Sistem UltimaβHuawei, Telkom dan XL.
Terakhir pada paket Timur yang meliputi 35 kabupaten/kota di wilayah timur sepanjang 5.681 KM di laut dan darat dengan perkiraan proyek USD 143,18 juta akan diikuti oleh PT iForte Solusi Infotek, PT Indosat Tbk, Konsorsium PT Matra Mandiri PrimaβPT Hitachi High Technologies IndonesiaβPT Partibandar Utama, Konsorsium Super Sistem UltimaβHuawei, Telkom dan Huawei.
Penyelenggara Palapa Ring nantinya ditargetkan dapat menyediakan kecepatan akses minimal 20 Mbps di perkotaan dan 10 Mbps di pedesaan.
(rou/rou)