Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Menkominfo: Operator Harus Waspadai 4G Tahun Depan!

Menkominfo: Operator Harus Waspadai 4G Tahun Depan!


Achmad Rouzni Noor II - detikInet

Jakarta -

Menkominfo Rudiantara menilai model bisnis seluler di Indonesia telah berubah. Jika satu dekade lalu voice dan SMS jadi andalan, kini semua perlahan mulai beralih ke layanan data.

"Sekarang orang sudah tidak takut lagi nonton YouTube atau lihat video streaming dari ponselnya. Aktivitas ini naik 18 kali lipat dibandingkan tahun lalu. Operator harus waspada dengan perubahan perilaku ini, apalagi jika 4G benar-benar massif tahun depan," kata Chief RA saat sidak jaringan di malam takbiran.

Fenomena perubahan tren itu pun mulai terbukti. Seperti detikINET kutip dari laporan trafik jaringan selama Lebaran 2015 ini dari Telkomsel, XL Axiata, dan Hutchison 3 Indonesia, Minggu (19/7/2015), trafik data kian merajalela.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari ketiganya terlihat layanan data mengalami lonjakan paling tinggi mengalahkan jasa suara dan SMS. Fenomena ini sudah terjadi sejak tiga tahun lalu dan makin kuat di Lebaran 2015.

Bahkan di pemain sekelas XL terjadi penurunan jasa suara dan SMS hingga dobel digit. Di Telkomsel jasa SMS mengalami penurunan, tetapi suara masih ada kenaikan. Penurunan jasa SMS dan suara di XL bisa terjadi karena operator ini memang memiliki kontribusi layanan data terbesar bagi pendapatan sejak tahun lalu.

Di Telkomsel layanan suara masih mengalami kenaikan tak bisa dilepaskan dari keunggulan jangkauan operator ini yang menembus pelosok nusantara sehingga menjadi andalan untuk berkomunikasi dimana penggunaan data minim.

Tiga pemain seluler GSM ini mewakili sekitar 72% pangsa pasar seluler nasional sehingga mencerminkan perilaku konsumsi layanan telekomunikasi masyarakat sepanjang Lebaran 2015.

Momentum 4G Bangkitkan ARPU

Sementara riset dari PT Sucorinvest Central Gani (SucorInvest) belum lama ini mengatakan komersialisasi 4G LTE akan jadi momentum bagi operator untuk meningkatkan level Average Revenue Per User (ARPU).

Berdasarkan data yang dihimpun SucorInvest, ARPU operator seluler terus turun sejak 2007-2014. XL Axiata pada 2007 memiliki ARPU nirkabel tertinggi di Rp 80 ribu per bulan, hingga 2014 turun di kisaran Rp 50 ribu per bulan.

Sementara Telkom dan Indosat pada 2007 memiliki ARPU seluler berkisar di Rp 50 ribu per bulan, maka pada 2014 turun di kisaran Rp 30 ribu per bulan.

Sebagai perbandingan, SucorInvest menyajikan data ARPU operator di wilayah Amerika Utara. Terlihat pada 2004 ketika layanan 3G pertama kali diperkenalkan, ARPU operator di wilayah ini USD 49,5 per bulan. ARPU ini terus naik hingga 2008 di kisaran USD 53,9 per bulan. Setelah itu, turun menjadi USD 50,6 per bulan di pertengahan 2012.

Pada pertengahan 2012, operator di wilayah ini memperkenalkan layanan 4G-LTE. Hasilnya, pada 2013 ARPU naik menjadi USD 54,5 per bulan sementara di 2014 naik lagi menjadi USD 57,2 per bulan.

Dari data terlihat, kunci menjadi pemenang dalam bisnis ini adalah semakin cepat layanan data yang ditawarkan operator, semakin banyak pengguna memanfaatkannya.

Aksi empat operator seluler memulai komersialisasi layanan 4G LTE di frekuensi 1.800 MHz pada awal Juli 2015 dinilai menjadi momentum membangkitkan ARPU guna bisa bertahan di kompetisi seluler nasional.

"ARPU industri rata-rata sekarang sekitar Rp 25 ribu. Ada 4G memang bisa meningkatkan ARPU, tetapi belum tentu untuk pendapatan," ungkap Ketua Umum Asosiasi penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) Alexander Rusli.

Pria yang juga menjadi Presiden Direktur & CEO Indosat ini menyatakan, ARPU bisa meningkat karena konsumsi bandwitdh menjadi boros sehingga isi ulang akan lebih sering dilakukan pelanggan.

"Kita sudah pengalaman dengan migrasi 2G ke 3G, ARPU data memang naik. Masalahnya, migrasi 4G ini butuh berapa tahun. Kalau ditanya dampaknya ke kinerja tahun ini, belum terasa. Normalnya migrasi ini bisa lima sampai enam tahun, tergantung ekosistem," paparnya.

Menurutnya, hal yang paling penting dilakukan operator sekarang adalah melakukan rebalancing tarif data agar bisa menjaga kualitas layanan dan reinvestasi untuk teknologi.

"Tarif data di Indonesia ini harus disehatkan kembali. Sekarang sekitar Rp 0,05 per Kb. Di India, rata-rata margin layanan data bisa tiga kali lipat dari Indonesia tetapi tetap saja kontribusinya rendah," katanya.

Perubahan Perilaku Pengguna

Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini mengakui adanya 4G akan mengubah perilaku dari pengguna karena pemakaian menjadi lebih tinggi berkat kecepatan layanan data yang lebih joss.

"Kalau harga satuan dan penggunaan per pengguna naik, tentunya ARPU jadi naik. Isunya, saat ini operator masih menjual harga satuan layanan data (Rp/Mb) di bawah biaya. Padahal, kalau mau sehat, operator harus menjualnya di atas biaya," kata Dian.

Menurutnya, saat ini selisih antara harga layanan data dengan cost di setiap operator berbeda-beda tergantung pada bisnis model yang dianut. "Kalau di XL saat ini harga satuan (Rp/Mb) masih sedikit di bawah biaya. Targetnya di tahun depan lebih tinggi lagi," katanya.

Sementara Direktur Utama Telkomsel, Ririek Adriansyah, mengakui adanya salah persepsi di masyarakat bahwa layanan 4G lebih mahal dan kuotanya lebih cepat habis.

"Paketnya sama saja, tidak ada perubahan tarif. Yang harus diperhatikan cuma penggunaan datanya. Karena begitu pakai 4G pasti lebih cepat. Yang biasanya tidak dikonsumsi pun juga ikut dikonsumsi sekarang," terang Ririek.

GM Strategi Pemasaran LTE Telkomsel Yudi C. Anwar membeberkan tidak ada satu pun operator di dunia yang kecipratan tambahan pendapatan dan pelanggan signifikan setelah menaikkan tarif data dari layanan 3G ke 4G.

Bahkan, salah satu pemilik saham Telkomsel, Singapore Telecommunications Ltd (Singtel), pun pernah mengoreksi penerapan tarif premium untuk 4G.

β€œBerdasarkan pengalaman 98 operator di dunia yang telah luncurkan 4G LTE, hanya ada empat yang coba pakai premium pricing. Dan keempat-empatnya gagal. Sama seperti Singtel yang coba premium tapi tidak berhasil dan harus menderita enam bulan karena enggak naik-naik pelanggannya,” ujarnya.

Ditegaskannya, Telkomsel tidak akan mengubah tarif data per Kilobyte seperti yang saat ini berlalu pada layanan 3G.

"Telkomsel saat ini kuotanya memang kecil-kecil. Tapi kebiasaan pelanggan kita sekarang sudah berubah. Bahkan bisa isi ulang kuota sampai empat kali dalam sebulan. Dengan cara ini pendapatan tumbuh," pungkasnya.

(rou/rou)







Hide Ads