Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Bisnis Seluler Masih Seksi, BBM Masih Digilai

Bisnis Seluler Masih Seksi, BBM Masih Digilai


Yudhianto - detikInet

Hardyana Syintawati (yud/detikINET)
Jakarta - Tingginya penjualan ponsel berbanding lurus dengan meningkatnya penetrasi pelanggan baru seluler. Bahkan sampai kuartal I 2015, Indonesia masuk lima besar dalam daftar negara dengan penetrasi pelanggan baru layanan seluler untuk tingkat global.

Dalam laporan yang dirilis Ericsson, Indonesia menempati posisi keempat dunia. Penambahan pelanggan baru operator selulernya mencapai 4 juta per tahunnya. Di atas Indonesia adalah India, China, dan Myanmar.

Untuk kedua posisi teratas, jumlah populasi penduduk sepertinya sangat berperan penting. Tapi tidak demikian dengan Myanmar, di negara ini penetrasi pelanggan barunya sangat tinggi karena baru dibukanya akses operator seluler oleh pemerintah setempat.

"Baru diijinkan, jadi warganya masih sangat antusias. Alhasil penetrasi pelanggan baru operator selulernya masih sangat tinggi," ujar Hardyana Syintawati, VP Marketing & Communication Ericsson Indonesia, di restoran Marche, Plaza Senayan, Jakarta, Selasa (16/6/2015).

Sementara itu di sisi aplikasi, laporan Ericsson juga mengungkap hal yang tak kalah menarik. Ternyata layanan pesan instan BBM memuncaki posisi teratas sebagai aplikasi yang paling banyak dipakai per bulannya di Indonesia. Aplikasi besutan BlackBerry ini mengalahkan WhatsApp yang harus rela berada di posisi ketiga.

Sedangkan posisi kedua diisi oleh YouTube. Kegemaran pengguna ponsel yang mulai suka streaming video dari perangkat mobile miliknya disinyalir jadi pendongkrak popularitas layanan berbagi video ini. Apalagi sekarang yang suka melakukan streaming video tak cuma remaja dan orang-orang dewasa, anak-anak kecil juga mulai menggandrungi.

"Sekarang anak usia balita saja sudah suka YouTube. Memang mereka posisinya bukan sebagai subscriber operator seluler, pokoknya mereka tahunya ponsel atau tablet yang dipegangnya bisa streaming video," imbuh Hardyana.

Adapun Facebook menempati posisi keempat di laporan Ericsson itu. Namun Twitter tidak masuk lima besar, karena di posisi lima diisi oleh Line. Layanan pesan instan asal Korea ini memang terbilang agresif penetrasinya di Indonesia, sehingga hasil ini terbilang wajar.

Berbanding terbalik dengan di Singapura dan Malaysia -- di kedua negara tetangga Indonesia ini -- WhatsApp, Facebook, dan YouTube menempati posisi ketiga teratas sebagai aplikasi yang paling banyak dipakai. BBM malah tidak masuk lima besar.

Selain WhatsApp, layanan pesan instan yang disukai pengguna ponsel di Singapura dan Malaysia adalah WeChat dan Facebook Messenger.

(yud/ash)





Hide Ads