Demi mencapai efisiensi yang dimaksud, pemerintah melalui Kementerian Kominfo juga membuka wacana bagi pemain BWA di frekuensi 2,3 GHz untuk mendapatkan lisensi nasional agar frekuensi sebagai sumber daya alam terbatas itu bisa lebih maksimal dimanfaatkan.
βBoleh saja ada wacana untuk melayani nasional, tetapi ada syaratnya. Salah satunya mereka konsolidasi dulu. Minimal dua perusahaan," kata Dirjen Sumber Daya Perangkat Pos Informatika Kementerian Kominfo Muhammad Budi Setiawan saat ditemui di gedung Kominfo, Jakarta.
Idealnya, kata dia, ada dua pemain di 2,3 GHz yang bergabung untuk konsolidasi dengan cara merger akuisisi. Bisa juga dengan menggandeng operator besar yang sudah existing. Dengan demikian, spektrum frekuensi yang dimiliki juga jadi lebih efisien.
"Silakan berembuk bagaimana cara konsolidasinya agar lisensi mereka bisa nasional seperti seluler. Setelah itu bicarakan ke kami,β ungkap Budi Setiawan yang juga merangkap sebagai Wakil Ketua di Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI).
Seperti diketahui, frekuensi 2,3 GHz diperuntukan untuk layanan BWA sejak 2009 lalu. Di frekuensi ini terdapat lebar frekuensi sekitar 90 MHz dari 2.300 MHz ke 2.390 MHz yang lisensinya di bagi per zona. Lisensi 2,3 GHz dibagi 15 zona. Masing-masing zona terdapat dua pemegang lisensi.
Pemenang tender 2009 yang mengembalikan izin prinsipnya adalah Telkom di zona 6,7,9,12, Konsorsium Comtronics di zona 5,6,7, dan Konsorsium Wireless Telecommunication Union (WTU) di zona 9,10,dan 15.
Para pemain BWA di 2,3 GHz terdapat sembilan perusahaan yang memiliki lisensi, namun baru tiga yang telah mengkomersialisasikan layanannya, yakni Internux dan First Media (Bolt), dan Berca Hardaya Perkasa (WiGo).
Selain pemain BWA tersebut, Smart Telecom juga tengah migrasi dari 1.900 MHz ke 2,3 GHz. Nantinya, mereka akan memiliki lebar pita 30 MHz dengan lisensi nasional di frekuensi ini untuk menggelar 4G LTE.
Dalam catatan, pola konsolidasi swadaya sudah terjadi di frekuensi 850 MHz antara Bakrie Telecom dan Smartfren. Selain itu, TelkomFlexi juga dilebur ke Telkomsel dan StarOne menyatu dalam seluler Indosat
Lebih lanjut, Dirjen yang akrab disapa dengan panggilan Iwan itu menyatakan akan melelang sisa frekuensi 2,3GHz pada 2016 mendatang untuk mendukung penetrasi broadband di Indonesia.
βRencananya setelah selesai tender 3G tahun ini, kita akan lelang sisa frekuensi selebar 30 MHz dan beberapa blok di zona-zona yang ditinggalkan pemainnya untuk dilelang,β pungkasnya.
(Achmad Rouzni Noor II/Achmad Rouzni Noor II)