Dalam proses sharing knowledge dan teknologi ini, ilmu yang dibagi bukan hanya soal pengembangan teknologi jaringan nirkabel yang sudah out of date, tapi juga teknologi baru mulai dari 4G hingga 5G.
"Apa yang harus kita persiapkan untuk lima tahun mendatang," tanya Mohammad Rosidi, General Manager Marketing Solution Huawei Indonesia saat memberikan presentasi di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (19/5/2015).
Rosidi memaparkan mengenai perspektif perusahaan tentang perkembangan industri 4G serta generasi 5G kepada para undangan termasuk 125 mahasiswa yang berpartisipasi dalam program pelatihan Huawei Certified Network Associate (HCNA) di Pusat TIK National (Pustiknas).
Menurutnya, topik ini merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk diangkat karena teknologi mobile broadband terus berevolusi seiring dengan permintaan pasar yang terus meningkat.
Dalam paparannya, saat ini 4G LTE menjadi teknologi yang sangat diandalkan dalam memberikan kecepatan yang lebih tinggi dan koneksi dalam menyajikan video, konten dan aplikasi.
Teknologi tersebut sangat dibutuhkan karena perilaku konsumen terus berubah ke layanan elektronik multi fungsi dengan kualitas dan pengalaman yang lebih baik.
Sementara di sisi lain, 5G sebagai generasi penerus mobile broadband akan segera menghadirkan seratus miliar koneksi, 1.000 kali lebih tinggi dari 4G, seperseribu detik ultra low latency, dan 50 kali lebih cepat dari 4G, dan 10 Gbps peak speed yang 10 kali lebih besar dari 4G.
Huawei sendiri sejak 2013 hingga 2018 nanti telah mengalokasikan dana USD 600 juta untuk mengembangkan teknologi 5G. Teknologi ini rencananya akan diperkenalkan di acara Olimpiade London 2020.
"Nantinya TIK akan mentransformasi platform aplikasi dan pola bisnis akan berubah menggunakan sistem kolaborasi di seluruh sektor industri," ujar Rosidi lebih lanjut.
Β
Sejak 2013, Huawei telah bekerja sama dengan Kementerian Kominfo bidang Riset TIK dan SDM, serta Telkom dan Telkomsel untuk mendidik mahasiswa-mahasiwa dari berbagai daerah di Indonesia selama tiga tahun.
Di tahun 2014, Huawei menyelenggarakan dua tahap pelatihan dalam program Huawei Certified Datacom Associate (HCDA) untuk mendidik lebih dari 200 mahasiswa yang berasal dari enam kampus.
Kampus yang dimaksud adalah Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Telkom (Tel-U), Universitas Indonesia (UI), Universitas Diponegoro (UNDIP), dan Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS).
Sementara di tahun 2015 Huawei melanjutkan tahap ketiga, yang melibatkan 125 mahasiswa dari lima universitas negeri, seperti: ITB, TEL U, UGM, Universitas Hasanuddin (UNHAS) dan ITDEL.
Program pelatihan tersebut berlangsung dari tanggal 17-23 Mei 2015 dan fokus pada bidang nirkabel HCNA, sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).
(Achmad Rouzni Noor II/Ardhi Suryadhi)