"Penataan ini bukan untuk menyetop perangkat 2G, tapi dissentified. Harus dilakukan secara smooth, secara mulus lah," kata menteri yang akrab disapa Chief RA ini saat ditemui di Balai Kartini, Jakarta.
"Artinya kita tetap ke depannya broadband, karena broadband itu untuk meng-address isu besar internet lelet, kemudian untuk menyediakan jalan untuk aplikasi yang besar," paparnya lebih lanjut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keempat operator yang dimaksud adalah Telkomsel (22,5 MHz), XL Axiata (22,5 MHz), Indosat (20 MHz), dan Hutchison 3 Indonesia (10 MHz). Secara total, keempatnya juga melayani 180 juta pelanggan di frekuensi itu dengan Telkomsel menjadi yang terbanyak, 90 juta pelanggan.
Dari total 180 juta pelanggan itu, sekitar 30 juta di antaranya merupakan pelanggan yang memang hanya menggunakan ponsel berbasis 2G only. "Bagaimana dengan 30 juta pelanggan 2G (only) yang aktif, bertahap akan dilakukan transisi," kata menteri.
Rudiantara juga memastikan, gangguan layanan akan diminimalisir sekecil mungkin sehingga tidak langsung berdampak nasional dan mengganggu 180 juta pelanggan sekaligus di spektrum tersebut.
"Itu sebabnya pada saat implementasi refarming 4G di 1.800 MHz, itu berdasarkan cluster, ada 40 lebih. Kenapa clustering, karena kita ingin memitigasikan atau melokalisir risiko," ujarnya.
Sebelumnya, Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) mengimbau kepada pelanggan, pada saat eksekusi berlangsung tak menggunakan ponselnya untuk melakukan transaksi pembelian paket melalui layanan SMS dan UMB.
Pasalnya, gangguan bisa terjadi pada layanan suara (voice call), pesan singkat (SMS), dan akses data dengan mode GPRS dan EDGE. Gangguan ini akan sebisa mungkin diminimalisir pada jam eksekusi antara pukul 00.00-03.00 WIB.
Menteri sendiri menilai kemungkinan kegagalan akan kecil karena sudah dimitigasi atau dilokaslisir. Tapi ia sendiri tak menampik kemungkinan untuk gagal masih tetap ada.
"Saya rasa sangat minimal kejadian itu, karena kan cluster. SMS banking di mana sih, di Jakarta, di Jawa? Ini clusternya dimulainya di luar Jawa. Mitigasi justru untuk meminimalisir resiko, walau tetap ada kemungkinan," kata dia.
(rou/ash)