"Tahun ini kita bidik Rp 500 miliar dari pasar maritim dan logistik. Ini di luar transportasi," ungkap Direktur Enterprise and Business Services Telkom Muhammad Awaluddin usai kick-off di the Foundry 8, SCBD, Jakarta, Rabu (18/2/2015).
Dipaparkan Awaluddin, salah satu andalan untuk meraih cuan dari sektor maritim dan logistik dengan menggelar 18 Broadband Port tahun ini. Kegiatan ini lanjutan dari tahun 2014 dimana enam broadband port telah digelar sebelumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aksi menyulap pelabuhan menjadi broadband port berupa penggelaran infrastruktur fiber optic, akses @wifi.id dan penguatan sinyal Telkomsel di enam pelabuhan utama itu.
βTahun lalu kita alokasikan dana sekitar Rp 90 miliar untuk menyulap enam pelabuhan menjadi broadband port. Tahun ini dialokasikan dana sekitar Rp 200 miliar untuk 18 broadband port baru. Alokasi dana sekitar 60%-65% untuk infrastruktur akses seperti serat optik dan Wifi, 20%-25% untuk aplikasi, dan 10%-15% untuk perangka,β paparnya lebih lanjut.
Adapun 18 pelabuhan yang akan digelar Broadband Ports antara lain, Pelabuhan Banda Aceh, Pelabuhan Pangkal Pinang, Pelabuhan Kuala Tanjung, Pelabuhan Dumai, Pelabuhan Panjang, Pelabuhan Padang, Pelabuhan Cilacap, Pelabuhan Banjarmasin.
Kemudian Pelabuhan Pontianak, Pelabuhan Palangkaraya, Pelabuhan Maloy, Pelabuhan Lombok, Pelabuhan Kupang, Pelabuhan Bitung, Pelabuhan Ambon, Pelabuhan Halmahera, Pelabuhan Jayapura, dan Pelabuhan Merauke sebagai bagian dari program Maritim Logistik.
βStrateginya dalam mendorong industri maritime dengan broadband itu ada Maritim Logistik, Maritim Fishery serta Maritim Defense,β katanya.
Maritim Logistik menyediakan infrastruktur broadband dan layanan ICT kawasan pelabuhan sebagai pondasi menuju digital modern seaport di Indonesia.
Maritim Fishery menyediakan platform digital untuk ekosistem Kampung Nelayan Indonesia sehingga memiliki daya saing yang tinggi dan efficiency cost yang berdampak pada peningkatan revenue maupun benefit bagi ekosistem Kampung Nelayan.
"Sedangkan Maritim Defense menyediakan layanan ICT di pulau terluar Indonesia untuk kedaulatan RI," kata Awaluddin.
Pada program Maritim Fishery, telah diimplementasikan Digitalisasi 11 Kampung Nelayan dengan layanan Connectivity & ICT (penggelaran infrastruktur fiber optic, internet dan astinet, akses @wifi.id, CCTV serta penguatan sinyal Telkomsel) dan Content (website kampung-nelayan.com dan pembuatan wallboard).
Sebelas kampung nelayan yang dibidik di lokasi Gabion-Medan, Bungus-Padang, Muara Angke-Jakarta, Muara Baru- Jakarta, Paotere Sabutung-Makasar, Tanjung Luar-Nusa Tenggara Barat, Brondong-Lamongan, Pekalongan, Tegalsari-Tegal, Cilacap, dan Pangandaran-Tasik. Program Kampung Nelayan ini akan diperluas menjadi 100 lokasi.
Adapun sebagai bagian dari program Maritim Defense, telah diimplementasikan penyediaan fasilitas telekomunikasi (Connectivity VSAT, Femtocell, TV, PSTN) di 11 pulau terluar Indonesia, yaitu Pulau Marore, Pulau Berhala, Pulau Fani, Pulau Nipah, Pulau Miangas, Pulau Rondo, Pulau Bras, Pulau Sekatung, Brigif3 Lampung, Pulau Batek, dan Pulau Data.
Program Maritim Defense akan diperluas dengan penyediaan fasilitas telekomunikasi di 25 pulau terluar.
Lokasinya adalah Pulau Batu Berhanti, Pulau Batu Mandi, Pulau Benggala, Pulau Damar, Pulau Iyu kecil, Pulau Karimun Kecil, Pulau Kepala, Pulau Mangkai, Pulau Nongsa, Pulau Pelampong, Pulau Raya, Pulau Rusa, Pulau Salaut Besar.
Kemudian Pulau Sebetul, Pulau Semiun, Pulau Sentut, Pulau Senua, Pulau Simeuleuceut, Pulau Simuk, Pulau Subi Kecil, Pulau Tokong Belayar, Pulau Tokong Malang Biru, Pulau Tokong Nanas, Pulau Tokongboro, dan Pulau Wunga.
(rou/ash)