Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Rayu CEO Telstra, Dirut Telkom Terbang ke Australia

Rayu CEO Telstra, Dirut Telkom Terbang ke Australia


- detikInet

Konsorsium SEA-US cable systems (rou/detikINET)
Jakarta - Setelah penandatanganan konsorsium kabel laut South East Asia-United States (SEA-US), Direktur Utama Telkom Arief Yahya langsung buru-buru pamit karena harus terbang malam itu juga ke Australia.

Ternyata selain untuk merealisasikan niatnya membuat perusahaan patungan (Joint Venture/JV) dengan operator asal Australia, Telstra Corporation Limited, Arief punya agenda lain untuk melobi David Thodey, CEO Telstra.

"Saya harus segera terbang ke Australia untuk tandatangan perusahaan patungan dengan Telstra. Ini untuk menggarap bisnis cloud computing," katanya di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selain untuk urusan JV company ini, saya juga akan sekalian merayu David Thodey, CEO Telstra, untuk ikut bergabung dalam konsorsium SEA-US. Selain Australia kami juga akan menjajaki Papua Nugini agar masuk ke dalam grup konsorsium."

"Kemungkinan besar kedua negara itu akan bergabung. Kami juga sudah punya dua mitra lain yang akan ikut bergabung tapi belum bisa kami sebutkan namanya," paparnya lebih lanjut.

Sejauh ini yang sudah tergabung dalam konsorsium kabel laut SEA-US adalah PT Telelekomunikasi Indonesia International (Telin), Globe Telecom, RAM Telecom International (RTI), Teleguam Holdings (GTA), GTI Corporation, Hawaiian Telcom, Telekomunikasi Indonesia International, Inc (Telkom USA).

Pembangunan proyek tersebut ditargetkan selesai pada 2016. Adapun total dana investasi konsorsium mencapai USD 250 juta. Telkom mengambil porsi kepemilikan 28,5% dengan target balik modal (Break Even Point/BEP) dalam waktu 5-7 tahun.

Sementara untuk kerja sama dengan Telstra, langkah Telkom menggandeng operator terbesar di Australia itu untuk menggarap bisnis cloud computing yang menjadi keahlian Telstra. "Kami ingin jadi bagian dari global, karena itu kita harus bekerjasama dengan pemain besar," kata Arief.

Dalam catatan, Memorandum Of Understanding (MoU) antara Telkom dengan Telstra untuk mendirikan perusahaan patungan dilakukan pada akhir Januari 2014. Kala itu Telkom menyatakan JV itu akan berbasis di Indonesia.

Perusahaan patungan tersebut nantinya akan menggarap pasar perusahaan asal Australia yang beroperasi di Indonesia atau global, serta pasar korporasi lainnya untuk solusi Network applications dan services (NAS).

Telkom sendiri telah masuk ke pasar Teknologi Informasi (TI) Australia melalui anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia International (Telin), Telkom Australia. Perusahaan ini fokus bermain di Business Process Outsourcing (BPO) untuk pasar Australia.

Kabarnya, Telin akan memperkuat bisnis BPO di Australia dengan mengakuisisi 75% saham salah satu perusahaan yang bergerak di usaha tersebut tak lama lagi. Nilai transaksi jika terealisasi mencapai sekitar USD 8 juta.

(rou/rou)







Hide Ads