Dikatakan Direktur Utama PT KCJ Tri Handoyo, saat ini e-ticketing KRL Jabodetabek mencapai 600 ribu transaksi setiap harinya. Dari jumlah tersebut, sekitar 55% adalah pengguna KMT atau Kartu Multi Trip.
"Ini adalah 'porsi kue' yang besar. Makanya kita bareng-bareng berkumpul di sini demi memberikan kemudahan bagi penumpang," ujar Tri dalam peluncuran Isi Ulang Saldo e-Ticket bekerjasama dengan XL, Indosat dan Telkom di Stasiun Sudirman, Jakarta, Kamis (17/4/2014).
Dikatakannya, dengan menggandeng tiga operator besar ini, KCJ tidak bertujuan meningkatkan jumlah transaksi maupun keuntungan, melainkan lebih fokus pada pelayanan.
"Angka 600 ribu transaksi setiap hari itu sama saja. Ini lebih berhubungan dengan pelayanan. Jadi bukan untuk menambah transaksi tapi memudahkan. Dengan ini, orang bisa top up dari mana saja kapan saja lewat ponsel," terang Tri.
Ditambahkan President Director & CEO PT XL Axiata Hasnul Suhaimi, penggunaan e-money adalah fenomena menarik. XL dikatakannya bukan sekadar ikut-ikutan, namun ikut melakukan pengembangan penggunaan e-money.
"Kenapa kita lakukan ini karena ke depannya kita tahu ponsel bisa jadi pelengkap bank. Hampir semua orang punya ponsel sekarang. Bisa digunakan untuk belanja, transfer dan aktivitas e-money lainnya, itu targetnya," sebut Hasnul.
Sementara itu, Direktur IT Solution & Strategic Telkom Indra Utoyo Telkom seraya berkelakar mengatakan kerjasama ini seperti sebuah koalisi. Pada akhirnya, koalisi ini bertujuan pada peningkatan pelayanan moda transportasi.
"Sekarang kan lagi musim koalisi. Kalau biasanya koalisi itu cuma satu atau dua, kita ramai-ramai sekaligus. Ini namanya koalisi kemudahan. Kita ke depan yang diupayakan adalah kemudahan bagi masyarakat. Mudah-mudahan dengan koalisi ini semakin memudahkan," sebutnya.
Hal senada pun diungkapkan President Director & CEO PT Indosat Alexander Rusli. Bagi Indosat, pengguna e-ticket KRL menjadi sasaran potensial untuk dibidik. Indosat ingin menggiatkan penggunaan layanan e-money-nya agar lebih intensif.
"Tantangannya adalah ini barang baru. Sama seperti kartu kredit waktu pertama kali diperkenalkan, kan perlu berapa tahun sampai orang bisa tahu dan mengenal. Ini kan bagus, trafiknya juga besar. Makanya kita di sini bukan target revenue tapi banyak orang tahu dan mau pakai," tandasnya.
(rns/ash)