Ekspansi Telkom Gagal Tembus Myanmar?
Hide Ads

Ekspansi Telkom Gagal Tembus Myanmar?

- detikInet
Rabu, 30 Jan 2013 14:07 WIB
Ilustrasi (inet)
Jakarta - Tak ada nama Telkom dalam daftar peserta tender lisensi seluler di Myanmar. Apakah Telkom yang tengah berupaya melebarkan sayap bisnisnya ke mancanegara telah dinyatakan gagal lolos kualifikasi?

Saat detikINET mencoba mengklarifikasi kabar ini, pihak Telkom belum mau buka suara. Padahal sebelumnya, Telkom mengaku tengah bersemangat untuk mengekspansi Myanmar setelah berhasil menancapkan kukunya di Timor Leste.

Dalam berita ZDnet, tak ada nama Telkom yang masuk sebagai peserta tender memperebutkan dua lisensi seluler yang tersedia. Hanya ada nama-nama seperti Airtel (India), Singapore Telecommunications (SingTel/ Singapura), Singapore ST Telemedia (STT/ Singapura), Axiata (Malaysia), dan Telenor (Norwegia).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan tak masuknya nama Telkom, ada kabar lain yang mengatakan Telkom akan mendekati SingTel untuk diajak bergabung dalam konsorsium operasional demi mendapatkan lisensi di negara tersebut.

"Kami belum bisa memberikan keterangan tentang hal ini agar tidak menyalahi ketentuan Bapepam yang ada," singkat Slamet Riyadi, Head of Corporate Communication Affair Telkom, saat dihubungi detikINET, Rabu (30/1/2013).

Rencana Telkom untuk ekspansi ke Myanmar sempat diungkapkan saat meresmikan Telkomcel di Timor Leste. Telkomcel adalah perusahaan yang dibentuk Telkom Internasional (Telin), unit bisnis Telkom untuk ekspansi bisnis di luar Indonesia.

Telin dijadikan perpanjangan dari Telkom untuk menggeluti bisnis telekomunikasi internasional dengan mengacu pada visi utama yaitu To Become The World New Digital Hub.

Pada 2012 lalu, Telin menghasilkan keuntungan sekitar Rp 1,5 triliun. Pada tahun ini diprediksi menjadi Rp 1,7 triliun. Telkom sebelumnya juga menyatakan tengah mengikuti tender untuk mendapatkan satu dari empat lisensi yang ditawarkan pemerintah Myanmar.

Keputusan Myanmar untuk membuka tender kepada asing tak lain karena dua pemain lokalnya yakni Myanmar Post and Telecommunications (MPT) berbasis 2G dan 3G dan Yatanarpon Teleport yang berposisi sebagai Internet service provider (ISP) belum mampu menggenjot teledensitas.

Tercatat, penetrasi seluler di Myanmar baru mencapai 9%. Nah, pemerintah Myanmar menargetkan bisa menjangkau sekitar 80% dari total populasi pada 2016 dengan membuka peluang usaha bagi pemain baru ini sebagai salah satu upayanya.

Sementara nilai bisnis seluler di Myanmar sendiri diperkirakan mencapai USD 23 miliar atau setara Rp 223,3 triliun.


(rou/fyk)
Berita Terkait