"Dua tahun sudah kami kehilangan momentum. Rugi waktu, hilang kesempatan. Kejadiannya mungkin tak seperti ini kalau pemerintah punya roadmap yang jelas dan konsisten menjalankannya," sesal Duta Subagio Sarosa, Deputy CEO Berca Global Access, kepada detikINET di Jakarta.
Berca yang semula berencana menggelar Wimax pada Oktober 2010, terpaksa menunda segala rencana bisnisnya karena baru dinyatakan lulus uji laik operasi (ULO) Desember 2011. "16 Februari (2012) kami baru dapat izin penyelenggaraan," kata Duta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selama tiga tahun sejak kami menang tender, kami sudah habis Rp 290 miliar lebih untuk lisensi saja. Dengan operasional Rp 400 miliar lebih, tanpa return (pendapatan). Belum lagi untuk infrastruktur, sewa leased line, gaji pegawai, sewa tower juga besar sekali," ungkap Duta.
Meski demikian, Berca yang punya lisensi untuk mengoperasikan layanan BWA dengan lebar pita 30 MHz di 8 zona layanan, mencoba untuk tetap optimistis dengan target semula.
"Hanya saja, target yang semula untuk lima tahun, kami padatkan jadi tiga tahun untuk kejar momentum. Dengan akses internet true broadband 1 mbps yang kami tawarkan, kami yakin akan mengubah kebiasaan masyarakat dalam memandang internet," papar Duta.
Dengan izin yang diperoleh, Berca akan menghadirkan layanan internet dengan brand WiGO di 8 kota di Indonesia, yakni, Medan, Balikpapan, Batam, Denpasar, Makassar, Pekanbaru, Palembang, dan Pontianak.
"Saat ini kami sudah bangun 200 base tranceiver di 4 kota yang sudah ready. Rencananya tahun ini ada 400 BTS Wimax yang kami siapkan untuk Wigo," tandasnya.
Investasi yang dianggarkan untuk membangun jaringan Wimax dan ekosistemnya sebesar USD 500 juta. Dalam rentang waktu lima tahun, Berca optimistis, bisa meraih satu juta pelanggan Wimax.
(rou/ash)