Menurut Handono Warih, General Manager Mobile Data Service PT XL Axiata, dalam dua tahun terakhir terjadi perubahan paradigma dalam masyarakat. Pria yang akrab disapa Warih ini mengatakan, jika dulu masyarakat Indonesia memfokuskan kegiatan komunikasi mereka lewat percakapan telepon dan pesan singkat (SMS), kini masyarakat lebih suka menggunakan layanan social networking seperti Facebook, Twitter, atau Foursquare.
Hal ini menyebabkan timbulnya kebutuhan yang besar dari masyarakat akan akses data internet yang memadai. XL yang menyadari kebutuhan ini kemudian berusaha menghadirkan layanan internet broadband berkualitas yang dinamakan XL Internet Broadband.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di XL kami mengenal yang namanya ICE (Intentional Customer Experience). Kami ingin customer merasakan pengalaman yang hebat ketika menggunakan XL dan berusaha untuk menghadirkan kualitas yang berbeda dibanding internet broadband lain," kata Warih, ketika memberi materi dalam pelatihan jurnalis online yang digelar di kantor Detikcom, Kamis (19/8/2010).
Nah, inilah yang menurut Warih membuat XL tidak mau ikut-ikutan persaingan harga dengan provider lainnya. "In the end, masyarakat akan membutuhkan quality dan stability dalam menggunakan akses internet," tambah Harry Deje, Corporate Communication Manager PT XL Axiata, di tempat yang sama.
Memang saat ini fokus layanan internet broadband XL hanya di lima kota besar saja, yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Denpasar, dan Medan. Namun ke depannya, XL mengaku akan berusaha memperluas layanan internet broadband ini ke kota lainnya.
Tetapi Warih mengingatkan bahwa seluas apapun jangkauan internet broadband nantinya, tidak semua wilayah akan dapat tercover dengan sempurna. "Operator manapun menurut saya tidak memungkinkan pelayanan maksimal di segala daerah," ujarnya.
Warih mencontohkan bahwa satu BTS hanya mampu menjangkau sejauh satu kilometer saja. "Bisa dibayangkan berapa banyak BTS yang diperlukan untuk menjangkau seluruh Indonesia," tambahnya.
*) Tulisan ini adalah hasil karya peserta pelatihan Jurnalisme Online yang diselenggarakan Detikcom dan XL Axiata. Sebelum tayang, tulisan karya Muhammad Rezky Agustyananto, mahasiswa Universitas Indonesia ini pun sudah melalui proses redaksi.
(ash/ash)