Layanan MMS Belajar Bangkit dari China
Hide Ads

Layanan MMS Belajar Bangkit dari China

- detikInet
Kamis, 03 Jun 2010 16:40 WIB
Jakarta - Pesan multimedia alias MMS dahulu kalah tenar dengan pesan pendek SMS karena terkendala koneksi GPRS di ponsel. Namun dengan kian banyaknya ponsel berbasis GPRS yang beredar di pasaran, MMS bisa coba dibangkitkan kembali.

Di operator seluler XL Axiata, misalnya, unique number pelanggan GPRS yang menggunakan MMS tercatat cuma 2,5 juta dari 13,5 juta. Sementara dari total 32,6 juta pelanggan seluler XL, ada 16,6 juta ponsel berbasis GPRS yang sudah digunakan pelanggannya.

"Trafik MMS per hari masih kecil, cuma mencapai 500 ribu. Persentasinya cuma 3,7% dibanding total pelanggan GPRS kami," kata Budi Hardjono, Head of Marketing Mobile Data Services XL, di Euphoria, Jakarta, Kamis (3/6/2010).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dulu, kata dia, MMS kurang diminati karena selain sulitnya men-setting GPRS di ponsel, juga karena minimnya konten lokal yang menarik perhatian masyarakat.

"Kini kami coba mem-push setting GPRS lewat over the air. Kami terus memperbanyak database setting-an untuk ponsel GPRS karena banyak jenis ponsel baru yang setting-annya berbeda-beda," jelas Budi.

Perihal ketersediaan konten MMS, XL sendiri mencoba peruntungannya dengan menawarkan layanan melalui akses mobile MMS. Layanan ini berupa penawaran konten berita lewat MMS.

"Kami sudah meluncurkan konten MMS mobile sejak awal Mei lalu. Responsnya cukup baik, sekarang sudah 40 ribu yang mendaftar ikut berlangganan," kata Budi.

XL dalam menggelar layanan ini bekerja sama dengan vendor ponsel dan jaringan asal China, Huawei. Operator ini pun coba belajar dari pertumbuhan akses MMS di China.

"Di China, MMS cukup sukses. Melihat kebiasaan dan tipikal ponsel yang beredar juga sama dengan yang ada di China, kenapa model bisnis mereka tidak kita coba terapkan di Indonesia," pungkas Budi.
(rou/ash)

Berita Terkait