×
Ad

Ngeri, Kejahatan Siber Bakal Jadi Sistem Otonom Berbasis AI

Anggoro Suryo - detikInet
Rabu, 10 Des 2025 12:15 WIB
Foto: dok. Freepik
Jakarta -

Trend Micro merilis laporan tahunan Security Predictions Report 2026 dan memperingatkan bahwa tahun depan akan menjadi titik balik industrialisasi kejahatan siber.

Jika sebelumnya cybercrime berkembang sebagai layanan, maka 2026 disebut sebagai era saat serangan sepenuhnya dijalankan mesin. Kecerdasan buatan dan otomatisasi kini memungkinkan kelompok kriminal melakukan seluruh tahapan serangan tanpa campur tangan manusia, dari pengintaian, eksploitasi, hingga pemerasan, dengan kecepatan yang tak mungkin dikejar para defender.

Ryan Flores, Lead Forward-Looking Threat Research Trend Micro, menggambarkan 2026 sebagai tahun ketika agen-agen AI menemukan, mengeksploitasi, dan memonetisasi kelemahan secara mandiri. Tantangan bagi perusahaan tidak lagi sebatas mendeteksi serangan, tetapi menyesuaikan ritme menghadapi ancaman yang dikendalikan algoritma.

"Tahun 2026 akan diingat sebagai tahun di mana kejahatan siber tidak lagi menjadi sebuah industri service, namun menjadi industri yang sepenuhnya terotomatisasi," jelasnya dalam keterangan yang diterima detikINET.

Laporan itu juga menyoroti bagaimana AI generatif dan sistem agentik mengubah ekonomi kejahatan siber. Serangan tanpa operator manusia diprediksi menjadi standar -- termasuk malware polimorfik yang terus menulis ulang kodenya, serta rekayasa sosial berbasis deepfake yang semakin meyakinkan.

Di sisi lain, otomatisasi juga dapat membanjiri ekosistem enterprise dengan kode sintetis dan modul cacat yang terselip dalam workflow sah, membuat batas antara inovasi dan eksploitasi makin kabur.

Hybrid cloud, supply chain software, dan infrastruktur AI menjadi target utama pada 2026. Paket open-source yang dirusak, container image berbahaya, serta identitas cloud dengan akses berlebih diprediksi menjadi vektor umum. Kelompok yang disponsori negara turut digambarkan lebih agresif mengejar strategi "harvest-now, decrypt-later", yakni pencurian data terenkripsi untuk didekripsi di masa depan ketika komputasi kuantum matang.

Ransomware pun berevolusi menjadi ekosistem mandiri berbasis AI, mampu memilih korban, mengeksekusi serangan, hingga bernegosiasi melalui extortion bots. Serangannya diperkirakan semakin cepat, sulit dilacak, dan persisten.

Trend Micro menekankan perlunya pergeseran global ke pertahanan proaktif. Integrasi keamanan di setiap lapisan adopsi AI, operasional cloud, dan rantai pasokan menjadi kunci. Organisasi yang menyeimbangkan inovasi, etika, tata kelola, dan pengawasan manusia diproyeksikan paling siap menghadapi dunia siber yang semakin otonom.



Simak Video "Video Semuel Pangerapan, Eks Dirjen Kominfo Tersangka Korupsi PDNS"

(asj/asj)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork