×
Ad

Kata Google Soal Layanan VPN Gratisan

Anggoro Suryo - detikInet
Selasa, 02 Des 2025 19:10 WIB
Ilustrasi VPN. Foto: Freepik
Jakarta -

VPN atau Virtual Private Network adalah alat yang dirancang untuk meningkatkan keamanan ketika berselancar di internet. Cara kerjanya dengan membuat terowongan terenkripsi antara perangkat dan server milik penyedia VPN.

Selain enkripsi kuat, alamat IP asli kamu juga diganti dengan alamat IP server yang dipilih, sehingga aktivitas online lebih sulit dilacak. Pengguna bahkan bisa memilih lokasi server untuk membuka versi situs berbeda--misalnya mengakses konten yang seharusnya tak tersedia di negara kamu.

Namun ada konsekuensinya. Karena data harus melewati proses tambahan, penggunaan VPN biasanya menurunkan kecepatan unduh dan unggah. Jadi jangan heran kalau hasil Speedtest melambat saat VPN aktif. Yang lebih penting, ada hal yang wajib diketahui jutaan pengguna baru VPN baik di Android maupun iOS.

Awal bulan ini Google mengeluarkan peringatan soal aplikasi VPN berbahaya. Lewat laporan resminya, Google mengatakan bahwa pelaku kejahatan digital menyebarkan aplikasi palsu yang menyamar sebagai layanan VPN terpercaya.

Mereka memakai trik social engineering--mulai dari iklan bernada sugestif hingga memanfaatkan isu geopolitik--untuk menjebak pengguna yang membutuhkan akses internet aman.

Begitu terpasang, aplikasi-aplikasi ini membawa muatan berbahaya: malware pencuri data pribadi, remote access trojan, sampai trojan perbankan yang bisa mengumpulkan pesan, riwayat browsing, kredensial finansial, dan informasi dompet kripto.

Google menegaskan bahwa Android dan Google Play sebenarnya sudah memakai algoritma machine learning untuk mendeteksi aplikasi berisiko, dan menyarankan pengguna mengaktifkan Google Play Protect.

Fitur ini juga punya sistem proteksi penipuan yang dapat memblokir instalasi aplikasi dengan izin sensitif yang sering dipakai dalam penipuan finansial--termasuk ketika aplikasi disideload dari browser atau file manager.

Peringatan serupa datang dari CISA, badan di bawah Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) yang bertugas membantu masyarakat mengurangi risiko siber. CISA meminta pengguna tidak memakai VPN personal, karena menurut mereka, VPN jenis ini hanya memindahkan risiko dari ISP ke penyedia VPN, bahkan menambah kemungkinan serangan.

CISA juga mengulangi kekhawatiran Google soal banyaknya penyedia VPN gratis maupun komersial dengan kebijakan keamanan dan privasi yang meragukan. Pengguna diminta berhati-hati memilih sumber aplikasi dan menghindari VPN buatan developer China, terutama yang menawarkan layanan gratis untuk memancing korban.

Rekomendasi mereka jelas: gunakan VPN dari perusahaan Barat meski harus membayar biaya langganan, demikian dikutip detikINET dari Phone Arena, Selasa (2/12/2025).

Bagi pengguna Android dan iOS, pilihan paling aman adalah mengunduh VPN langsung dari Play Store atau App Store. Pastikan Play Protect tetap aktif dan jangan sekali pun mematikannya hanya untuk memaksa instalasi aplikasi yang sudah ditandai berbahaya. Hindari VPN gratis, dan pilih layanan berbayar yang transparan soal keamanan dan model bisnisnya.



Simak Video "Video: Imbas Pemblokiran, Nepal Jadi Pengguna Layanan VPN Tertinggi 2025"

(asj/rns)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork