Google Pakai AI untuk Tangkal Ransomware di Drive

Anggoro Suryo - detikInet
Rabu, 01 Okt 2025 15:09 WIB
Foto: dok. Google
Jakarta -

Google menambahkan fitur proteksi anti-ransomware berbasis AI untuk aplikasi desktop Google Drive. Fitur ini dirancang untuk mendeteksi dan menghentikan aktivitas enkripsi file meskipun malware sudah berhasil menginfeksi perangkat.

Ransomware masih menjadi salah satu ancaman paling berbahaya di era digital. Dampaknya mencakup kerugian finansial besar, gangguan operasional, hingga kebocoran data sensitif. Sektor kritis seperti kesehatan, pendidikan, ritel, manufaktur, pemerintahan, hingga perusahaan swasta pernah menjadi korban.

Untuk merespons hal itu, Google membenamkan sistem deteksi AI yang mampu secara otomatis menghentikan proses sinkronisasi file jika terdeteksi adanya aktivitas ransomware. Google menyebut dokumen native Workspace dan perangkat ChromeOS relatif lebih aman, tetapi pengguna Windows dan macOS sangat diuntungkan dengan lapisan perlindungan tambahan ini.

Lapisan pertahanan baru ini akan berjalan berdampingan dengan sistem keamanan tradisional. Model AI tersebut dilatih menggunakan jutaan sampel ransomware dunia nyata sehingga mampu mengenali pola serangan baru dengan cepat, demikian dikutip detikINET dari Techspot, Rabu (1/10/2025).

Pengembangan model ini juga terus diperbarui melalui analisis sampel yang masuk ke platform VirusTotal. Google menjelaskan bahwa sistem ini bekerja layaknya mesin deteksi yang mampu memasukkan intelijen ancaman terbaru dari VT, bukan sekadar model AI yang rawan kesalahan.

Google juga menegaskan bahwa model AI ini tidak dilatih menggunakan data pengguna. File milik pelanggan tidak digunakan untuk pelatihan atau penyempurnaan model, kecuali bila pengguna memberi izin secara eksplisit.

Menurut Bob O'Donnell, analis utama di Technalysis Research, fitur ini tidak hanya penting bagi pengguna Google Workspace, tetapi juga individu dan perusahaan yang memakai suite produktivitas lainnya.

Saat ini fitur perlindungan ransomware berbasis AI tersebut tersedia dalam tahap open beta. Selain mendeteksi serangan, sistem juga dapat memulihkan file yang belum sempat terenkripsi langsung dari cloud saat infeksi berlangsung. Admin IT juga mendapatkan kontrol tambahan melalui Admin Console di Workspace, termasuk notifikasi bila ada aktivitas mencurigakan terkait ransomware di jaringan mereka.

Dengan pendekatan ini, Google mencoba memastikan bahwa ancaman ransomware tidak hanya bisa dicegah sebelum terjadi, tetapi juga dapat ditangani saat serangan sedang berlangsung.



Simak Video "Video: Staf Prabowo Bisa Ketipu Love Scam, Data Kepresidenan Aman?"

(asj/fay)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork